Selamat membaca!
NB: Bagi yang ingin mendownload laporan ini dalam versi word silahkan klik di sini.
LAPORAN PRAKTIKUM
DEMONSTRASI
PERSILANGAN INTERAKSI GEN PADA KRIPTOMERI
[Logo Sekolah]
DISUSUN
OLEH:
AUTHOR
KELAS
XII MS 2
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 NARMADA
KABUPATEN LOMBOK BARAT
2015
***
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang pertama yang melakukan percobaan
perkawinan silang adalah Gregor Mendel, seorang rahib Australia yang hidup pada
tahun 1822 – 1884 di sebuah biara laki – laki di kota kecil. Pada tahun 1857
mendel mengumpulkan beberapa jenis ercis (Pisum sativum) untuk
dipelajari perbedaannya satu dengan yang lainnya dan melakukan percobaan
perkawinan silangpada tanaman ercis itu. Setelah kurang lebih tujuh tahun
mengadakan pengamatan secara teliti dan seksama itu, maka pada tahun 1865 ia
membawakan hasil percobaabnya pada pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh
Perhimpunan Pengetahuan Alam di Brun.
Fenotipe adalah sifat keturunan
yang dapat kita amati (warna, bentuk, ukuran). Genotipe adalah sifat dasar yang tak nampak dan tetap pada suatu individu. Dominan adalah hasil gen fungsional, menutup
penampilan dari alel mutan. Alel adalah anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan. Resesif adalah alel
dari gen yang tidak menghasilkan hasil yang berfungsi. F1 adalah generasi pertama dari persilangan antara individu tetua. F2 adalah generasi kedua dari persilangan antara individu tetua. Homozigot adalah individu
yang genotifnya terdiri dari alel yang sama, sedangkan heterozigot adalah individu yang genotifnya terdiri dari pasangan alel yang
tidak sama. Hibrid adalah
hasil perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat berbeda. Monohibrid adalah suatu dihidrid dengan satu sifat beda (Aa). Dihibrid adalah suatu hibrid dengan dua sifat beda (AaBb)
Persilangan monohibrid adalah
persilangan dua individu sejenis yang memperhatikan satu sifat beda dengan gen
– gen yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu sifat yang
lebih banyak muncul pada keturunan dari pada sifat lainnya yang sealel.
Persilangan monohibrid sudah diteliti oleh Mendel. Dari hasil penelitiannya dengan
tanaman kacang kapri.
Jika tumbuhan berbatang tinggi
disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek menghasilkan F, tumbuhan
berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat dominan,
sedangkan batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan
keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan.
Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya =
3 : l.
Dalam mempelajari sifat
monohibrid, Mendel beruntung telah memilih sifat – sifat yang diatur oleh gen –
gen yang terletak pada kromosom yang terpisah atau letakknya cukup berjauhan
sehinnga tidak beraturan.
Penelitian Mendel menyangkut dua
pasang alel atau lebih dan menghasilkan perumusan hukumnya yang kedua yaitu
hukum pemisahan dan pengelomokkan secara bebas. Dua sifat yang dipelajarinya
yaitu bentuk dan warna.
Persilangan dihibrid adalah
persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua sifat beda,
misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna hijau
dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat, padi berumur
pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak.
Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada kacang kapri. Mendel
menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning dengan tanaman
kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau. Ternyata semua F1, nya berbiji
bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning merupakan sifat
dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata
pada F2 dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. 108 tanaman
berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna
kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan berwarna hijau. Hasil penelitiannya
mengehasilkan hukum Mendel II atau hukum asortasi atau hukum pengelompokan gen
seceru bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari kedua induk akan
mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam gamet-gamet secara bebas.
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui persilangan interaksi gen
pada kriptomeri
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 November
2015 di Laboratorium IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Narmada.
B. Alat dan Bahan
1. Kardus bekas
2. Gunting
3. Paku
4. Potongan bambu
5. Penggaris
6. Alat tulis
7. Buku tugas
C. Prosedur Kerja
1. Dibuat
dua buah baling-baling genetika dengan empat lengan baling-baling. Kedua baling-baling
tersebut dimisalkan sebagai individu jantan dan individu betina dalam suatu persilangan.
2. Dibuat
tulisan pada keempat lengan baling-baling tersebut dengan nama gen yaitu AB,
Ab, aB, dan ab.
3. Pada
bagian tengah baling-baling diberikan lubang dengan menggunakan paku.
Selanjutnya, potongan bambu dipasang dalam lubang tersebut.
4. Baling-baling
genetika diputar secara acak dan dua lengan yang berdekatan diamati.
5. Mencatat
nama-nama gen pada lengan yang berdekatan dalam sebuah tabel. Pasangan dua gen
yang berdekatan menunjukkan genotipe keturunan.
6. Selanjutnya,
berdasarkan genotipe yang diperoleh, fenotip keturunannya ditentukan.
7. Melakukan
langkah nomor 4-6 hingga 50 kali.
8. Menghitung
jumlah tiap-tiap fenotipe yang muncul. Setelah itu, menentukan perbandingan
fenotipe keturunan.
9. Menulis
hasil persilangan ke dalam tabel.
1.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada
tanggal 19 November 2015. Maka dapat disajikan tabel sebagai berikut:
No.
|
Genotip
|
Fenotip
|
Jumlah
|
|
1.
|
A_B_
|
AABB
|
Bunga warna ungu
|
3
|
2.
|
AABb
|
9
|
||
3.
|
AaBB
|
4
|
||
4.
|
AaBb
|
13
|
||
5.
|
A_bb
|
Aabb
|
Bunga warna merah
|
4
|
6.
|
Aabb
|
4
|
||
7.
|
aaB_
|
aaBb
|
Bunga warna putih
|
8
|
8.
|
aaBB
|
2
|
||
9.
|
aabb
|
3
|
||
Total
|
50
|
Sumber:
Analisis data
Catatan:
Genotipe untuk warna bunga Linnaria maroccana sebagai berikut:
A_B_ = bunga warna ungu
A_bb = bunga warna merah
aaB_ = bunga warna putih
B. Analisis Data
1. Rasio Genotip
a. AABB
b. AABb
c. AaBB
d. AaBb
e. AAbb
f.
Aabb
g. aaBb
h. aaBB
i.
aabb
2. Rasio Fenotip
a. A_B_
b. A_bb
c. aaB_
C. Pembahasan
Dalam beberapa kasus, persilangan dengan sifat beda
lebih dari satu kadang menghasilkan keturunan dengan perbandingan yang berbeda
dengan hukum Mendel. Semisal, dalam suatu persilangan dihibrida didapatkan
perbandingan, 9:3:3:1. Namun pada kasus tertentu, hasilnya bisa lain, misal
untuk dihibrida, mungkin kombinasi yang mucul adalah, 9:6:1 atau 15:1.
Munculnya perbandingan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel ini disebut
"Penyimpangan Semu Hukum Mendel", "Semu", karena prinsip
segregasi bebas tetap berlaku, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa
sifat memiliki ciri tertentu. Sebenarnya perbandingan tersebut berasal dari
(9+3):3:1.
Menurut hukum Mendel, persilangan dihibrid
(dengan dua sifat beda) antara tanaman Linnaria
maroccana merah (AAbb) dengan Linnaria
maroccana berwarna putih (aaBB), didapatkan keturunan F1 100% ungu. Hal ini
disebabkan adanya penyimpangan semu hukum Mendel, yaitu kriptomeri. Kriptomeri
adalah peristiwa munculnya karakter tertentu apabila gen dominan bersama gen
dominan lainnya. Contohnya pada percobaan tersebut, warna bunga Linnaria maroccana ditentukan oleh
pigmen hemosianin dan sifat keasaman plasma sel. Pigmen hemosianin akan
berwarna ungu jika berada dalam keadaan basa (A_B_).
Apabila F1 disilangkan sesamanya akan
diperoleh keturunan dengan perbandingan fenotip, ungu:merah:putih = 9 : 3 : 4,
dengan perbandingan genotip sama dengan perbandingan genotip hukum Mendel II.
Berdasarkan praktikum dengan pengambilan
sampel sebanyak 50 kali, fenotip bunga berwarna ungu muncul sebanyak 29 kali,
fenotip bunga berwarna merah muncul sebanyak 8 kali, dan fenotip bunga berwarna
putih muncul sebanyak 13 kali. Itu artinya perbandingan fenotip bunga ungu :
merah : putih adalah 29 : 8 : 13 atau 9 : 3 : 4 (sesuai dengan hukum Mendel).
Namun, perbandingan genotip yang dihasilkan tidak sesuai dengan hukum Mendel
II, karena didapatkan frekuensi AABb muncul sebanyak 9 kali (perbandingan dari
2 berubah menjadi 3), AaBB dan Aabb masing-masing sebanyak 4 kali (perbandingan
dari 2 berubah menjadi 1), dan aaBb sebanyak 8 kali (perbandingan 2 berubah
menjadi 3).
Perubahan yang terjadi disebabkan karena
adanya kekurangtelitian pengamat atau kesalahan teknis dan mekanis lain.
Seperti, ketidak akuratan dalam mengamati lengan baling-baling yang berdekatan,
kesalahan penulisan, atau baling-baling yang rusak.
D. Pertanyaan
1. Mengapa
persilangan antara bunga Linnaria
maroccana berwarna merah dengan berwarna putih termasuk
dalam penyimpangan semu hukum Mendel?
2. Dalam
persilangan tersebut, ada berapa macam fenotipe keturunan-keturunan yang
muncul? Fenotipe keturunan apa yang sering muncul?
3. Bagaimana
perbandingan genotipe dan fenotipe keturunan tersebut?
4. Samakah
perbandingan tersebut dengan perbandingan hasil kriptomeri? Apabila tidak sama,
faktor-faktor apa yang memengaruhi ketidaksesuaian tersebut?
5. Samakah
hasil perbandingan fenotipe Anda dengan hasil perbandingan fenotipe dihibrid
menurut hukum Mendel?
E. Jawaban Pertanyaan
1. Persilangan antara bunga Linnaria
maroccana berwarna merah dengan berwarna putih termasuk dalam penyimpangan
semu hukum Mendel karena adanya suatu kerja sama antara sifat bunga merah
dengan sifat bunga putih yang memberikan fenotipe berlainan (sifat bunga ungu),
tetapi perbandingan yang dihasilkan (9:3:4) masih mengikuti hukum-hukum
perbandingan genotipe dari Mendel (9:3:3:1).
2. Dalam persilangan tersebut, terdapat tiga macam fenotipe keturunan yang
muncul, antara lain: ungu, merah, dan putih. Fenotipe keturunan yang paling
sering muncul adalah warna ungu.
3. Perbandingan fenotipe yang didapatkan:
Ungu :
Merah : Putih
9
: 3 :
4
Perbandingan
genotipe yang didapatkann
AABB :
AABb : AaBB : AaBb : AAbb : Aabb : aaBB : aaBb : aabb
4
: 3 : 1
: 4 : 1 : 1 : 1 : 3 : 1
4. Perbandingan
fenotip yang didapatkan sama dengan perbandingan fenotip pada kriptomeri.
Namun, perbandingan genotip yang didapatkan tidak sama dengan perbandingan pada
kriptomeri. Hal itu disebabkan oleh kurang telitinya pengamat dalam meninjau
nama gen pada lengan yang berdekatan, kesalahan saat menganalisis data, dan
baling-baling yang mulai rusak.
5. Hasil
perbandingan yang dihasilkan berbeda dengan perbandingan fenotipe dihibrid
menurut hukum Mendel. Perbandingan yang dihasilkan adalah 9 : 3 : 4, namun pada
perbandingan fenotipe dihibrid menurut hukum Mendel didapatkan perbandingan 9:
3: 3: 1. Pada dasarnya perbandingan yang didapatkan pada demonstrasi kriptomeri
sama dengan perbandingan dihibrid, yaitu 9: 3: (3+1), oleh sebab itu kriptomeri
dipandang sebagai penyimpangan semu hukum Mendel.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kriptomeri
adalah peristiwa munculnya karakter tertentu apabila gen dominan bersama-sama
dengan gen dominan lainnya. Jika gen berdiri sendiri, karakternya akan
tersembunyi (kriptos).
2. Contoh
kriptomeri adalah pada warna bunga Linnaria
maroccana yang ditentukan oleh pigmen hemosianin dan sifat keasaman plasma
sel.
3. Perbandingan
fenotipe yang dihasilkan pada kriptomeri pada umumnya 9: 3: 4.
DAFTAR PUSTAKA
Omegawati, W., Teo Sukoco, Rumiyati, dan Siti
Nur Hidayah. Biologi Peminatan Matematika
dan Ilmu-Ilmu Alam SMA/MA Kelas XII. Klaten: Intan Pariwara.
Ferdausi, Maria. 2015. http://mariaferdausi02.blogspot.co.id/2015/06/laporan-praktikum-pembuatan-kriptomeri.html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2015.