Tampilkan postingan dengan label Biologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Biologi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 Agustus 2018

Contoh Laporan Praktikum Biologi "Demonstrasi Persilangan Interaksi Gen Pada Kriptomeri"

Berikut ini saya berikan salah satu contoh laporan praktikum biologi mengenai demonstrasi persilangan interaksi gen pada kriptomeri. Laporan ini saya buat sewaktu SMA sebagai salah satu tugas. Tolong dimaklumi karena laporan ini masih memiliki banyak kekurangan salah satunya sumber yang kurang valid. Oleh sebab itu, mohon masukannya ya!
Selamat membaca!
NB: Bagi yang ingin mendownload laporan ini dalam versi word silahkan klik di sini.
LAPORAN PRAKTIKUM

DEMONSTRASI PERSILANGAN INTERAKSI GEN PADA KRIPTOMERI

[Logo Sekolah]

DISUSUN OLEH:

AUTHOR
KELAS XII MS 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 NARMADA
KABUPATEN LOMBOK BARAT
2015
   
***
  
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Orang pertama yang melakukan percobaan perkawinan silang adalah Gregor Mendel, seorang rahib Australia yang hidup pada tahun 1822 – 1884 di sebuah biara laki – laki di kota kecil. Pada tahun 1857 mendel mengumpulkan beberapa jenis ercis (Pisum sativum) untuk dipelajari perbedaannya satu dengan yang lainnya dan melakukan percobaan perkawinan silangpada tanaman ercis itu. Setelah kurang lebih tujuh tahun mengadakan pengamatan secara teliti dan seksama itu, maka pada tahun 1865 ia membawakan hasil percobaabnya pada pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pengetahuan Alam di Brun.
Fenotipe adalah sifat keturunan yang dapat kita amati (warna, bentuk, ukuran). Genotipe adalah sifat dasar yang tak nampak dan tetap pada suatu individu. Dominan adalah hasil gen fungsional, menutup penampilan dari alel  mutan. Alel adalah anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan. Resesif adalah alel dari gen yang tidak menghasilkan hasil yang berfungsi. F1 adalah generasi pertama dari persilangan antara individu tetua. F2 adalah generasi kedua dari persilangan antara individu tetua. Homozigot adalah individu yang genotifnya terdiri dari alel yang sama, sedangkan heterozigot adalah individu yang genotifnya terdiri dari pasangan alel yang tidak sama. Hibrid adalah hasil perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat berbeda. Monohibrid adalah suatu dihidrid dengan satu sifat beda (Aa). Dihibrid adalah suatu hibrid dengan dua sifat beda (AaBb)
Persilangan monohibrid adalah persilangan dua individu sejenis yang memperhatikan satu sifat beda dengan gen – gen yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada sifat lainnya yang sealel. Persilangan monohibrid sudah diteliti oleh Mendel. Dari hasil penelitiannya dengan tanaman kacang kapri.
Jika tumbuhan berbatang tinggi disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek menghasilkan F, tumbuhan berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat dominan, sedangkan batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan. Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.
Dalam mempelajari sifat monohibrid, Mendel beruntung telah memilih sifat – sifat yang diatur oleh gen – gen yang terletak pada kromosom yang terpisah atau letakknya cukup berjauhan sehinnga tidak beraturan.
Penelitian Mendel menyangkut dua pasang alel atau lebih dan menghasilkan perumusan hukumnya yang kedua yaitu hukum pemisahan dan pengelomokkan secara bebas. Dua sifat yang dipelajarinya yaitu bentuk dan warna.
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat,  padi berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada kacang kapri. Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning dengan tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau. Ternyata semua F1, nya berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning merupakan sifat dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata pada F2 dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. 108 tanaman berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan berwarna hijau. Hasil penelitiannya mengehasilkan hukum Mendel II atau hukum asortasi atau hukum pengelompokan gen seceru bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari kedua induk akan mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam gamet-gamet secara bebas.

B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui persilangan interaksi gen pada kriptomeri


BAB II
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 November 2015 di Laboratorium IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Narmada.

B. Alat dan Bahan
1. Kardus bekas
2. Gunting
3. Paku
4. Potongan bambu
5. Penggaris
6. Alat tulis
7. Buku tugas

C. Prosedur Kerja
1. Dibuat dua buah baling-baling genetika dengan empat lengan baling-baling. Kedua baling-baling tersebut dimisalkan sebagai individu jantan dan individu betina dalam suatu persilangan.
2. Dibuat tulisan pada keempat lengan baling-baling tersebut dengan nama gen yaitu AB, Ab, aB, dan ab.
3. Pada bagian tengah baling-baling diberikan lubang dengan menggunakan paku. Selanjutnya, potongan bambu dipasang dalam lubang tersebut.
4. Baling-baling genetika diputar secara acak dan dua lengan yang berdekatan diamati.
5. Mencatat nama-nama gen pada lengan yang berdekatan dalam sebuah tabel. Pasangan dua gen yang berdekatan menunjukkan genotipe keturunan.
6. Selanjutnya, berdasarkan genotipe yang diperoleh, fenotip keturunannya ditentukan.
7. Melakukan langkah nomor 4-6 hingga 50 kali.
8. Menghitung jumlah tiap-tiap fenotipe yang muncul. Setelah itu, menentukan perbandingan fenotipe keturunan.
9. Menulis hasil persilangan ke dalam tabel.

1.       
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 19 November 2015. Maka dapat disajikan tabel sebagai berikut:
No.
Genotip
Fenotip
Jumlah
1.
A_B_
AABB
Bunga warna ungu
3
2.
AABb
9
3.
AaBB
4
4.
AaBb
13
5.
A_bb
Aabb
Bunga warna merah
4
6.
Aabb
4
7.
aaB_
aaBb
Bunga warna putih
8
8.
aaBB
2
9.
aabb
3
Total
50
Sumber: Analisis data
Catatan:
Genotipe untuk warna bunga Linnaria maroccana sebagai berikut:
A_B_ = bunga warna ungu
A_bb = bunga warna merah
aaB_ = bunga warna putih


B. Analisis Data
1.      Rasio Genotip
a.       AABB


b.      AABb
c.       AaBB
d.      AaBb
e.       AAbb
f.        Aabb
g.       aaBb
h.       aaBB
i.         aabb
2.      Rasio Fenotip
a.       A_B_
b.      A_bb
c.       aaB_

C. Pembahasan
Dalam beberapa kasus, persilangan dengan sifat beda lebih dari satu kadang menghasilkan keturunan dengan perbandingan yang berbeda dengan hukum Mendel. Semisal, dalam suatu persilangan dihibrida didapatkan perbandingan, 9:3:3:1. Namun pada kasus tertentu, hasilnya bisa lain, misal untuk dihibrida, mungkin kombinasi yang mucul adalah, 9:6:1 atau 15:1. Munculnya perbandingan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel ini disebut "Penyimpangan Semu Hukum Mendel", "Semu", karena prinsip segregasi bebas tetap berlaku, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa sifat memiliki ciri tertentu. Sebenarnya perbandingan tersebut berasal dari (9+3):3:1.
Menurut hukum Mendel, persilangan dihibrid (dengan dua sifat beda) antara tanaman Linnaria maroccana merah (AAbb) dengan Linnaria maroccana berwarna putih (aaBB), didapatkan keturunan F1 100% ungu. Hal ini disebabkan adanya penyimpangan semu hukum Mendel, yaitu kriptomeri. Kriptomeri adalah peristiwa munculnya karakter tertentu apabila gen dominan bersama gen dominan lainnya. Contohnya pada percobaan tersebut, warna bunga Linnaria maroccana ditentukan oleh pigmen hemosianin dan sifat keasaman plasma sel. Pigmen hemosianin akan berwarna ungu jika berada dalam keadaan basa (A_B_).
Apabila F1 disilangkan sesamanya akan diperoleh keturunan dengan perbandingan fenotip, ungu:merah:putih = 9 : 3 : 4, dengan perbandingan genotip sama dengan perbandingan genotip hukum Mendel II.
Berdasarkan praktikum dengan pengambilan sampel sebanyak 50 kali, fenotip bunga berwarna ungu muncul sebanyak 29 kali, fenotip bunga berwarna merah muncul sebanyak 8 kali, dan fenotip bunga berwarna putih muncul sebanyak 13 kali. Itu artinya perbandingan fenotip bunga ungu : merah : putih adalah 29 : 8 : 13 atau 9 : 3 : 4 (sesuai dengan hukum Mendel). Namun, perbandingan genotip yang dihasilkan tidak sesuai dengan hukum Mendel II, karena didapatkan frekuensi AABb muncul sebanyak 9 kali (perbandingan dari 2 berubah menjadi 3), AaBB dan Aabb masing-masing sebanyak 4 kali (perbandingan dari 2 berubah menjadi 1), dan aaBb sebanyak 8 kali (perbandingan 2 berubah menjadi 3).
Perubahan yang terjadi disebabkan karena adanya kekurangtelitian pengamat atau kesalahan teknis dan mekanis lain. Seperti, ketidak akuratan dalam mengamati lengan baling-baling yang berdekatan, kesalahan penulisan, atau baling-baling yang rusak.

D. Pertanyaan
1. Mengapa persilangan antara bunga Linnaria maroccana berwarna merah dengan berwarna putih termasuk dalam penyimpangan semu hukum Mendel?
2. Dalam persilangan tersebut, ada berapa macam fenotipe keturunan-keturunan yang muncul? Fenotipe keturunan apa yang sering muncul?
3. Bagaimana perbandingan genotipe dan fenotipe keturunan tersebut?
4. Samakah perbandingan tersebut dengan perbandingan hasil kriptomeri? Apabila tidak sama, faktor-faktor apa yang memengaruhi ketidaksesuaian tersebut?
5. Samakah hasil perbandingan fenotipe Anda dengan hasil perbandingan fenotipe dihibrid menurut hukum Mendel?

E. Jawaban Pertanyaan
1. Persilangan antara bunga Linnaria maroccana berwarna merah dengan berwarna putih termasuk dalam penyimpangan semu hukum Mendel karena adanya suatu kerja sama antara sifat bunga merah dengan sifat bunga putih yang memberikan fenotipe berlainan (sifat bunga ungu), tetapi perbandingan yang dihasilkan (9:3:4) masih mengikuti hukum-hukum perbandingan genotipe dari Mendel (9:3:3:1).
2. Dalam persilangan tersebut, terdapat tiga macam fenotipe keturunan yang muncul, antara lain: ungu, merah, dan putih. Fenotipe keturunan yang paling sering muncul adalah warna ungu.
3. Perbandingan fenotipe yang didapatkan:
Ungu : Merah : Putih
  9      :     3     :    4
Perbandingan genotipe yang didapatkann
AABB : AABb : AaBB : AaBb : AAbb : Aabb : aaBB : aaBb : aabb
4        : 3 : 1 : 4 : 1 : 1 : 1 : 3 : 1
4. Perbandingan fenotip yang didapatkan sama dengan perbandingan fenotip pada kriptomeri. Namun, perbandingan genotip yang didapatkan tidak sama dengan perbandingan pada kriptomeri. Hal itu disebabkan oleh kurang telitinya pengamat dalam meninjau nama gen pada lengan yang berdekatan, kesalahan saat menganalisis data, dan baling-baling yang mulai rusak.
5. Hasil perbandingan yang dihasilkan berbeda dengan perbandingan fenotipe dihibrid menurut hukum Mendel. Perbandingan yang dihasilkan adalah 9 : 3 : 4, namun pada perbandingan fenotipe dihibrid menurut hukum Mendel didapatkan perbandingan 9: 3: 3: 1. Pada dasarnya perbandingan yang didapatkan pada demonstrasi kriptomeri sama dengan perbandingan dihibrid, yaitu 9: 3: (3+1), oleh sebab itu kriptomeri dipandang sebagai penyimpangan semu hukum Mendel.

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kriptomeri adalah peristiwa munculnya karakter tertentu apabila gen dominan bersama-sama dengan gen dominan lainnya. Jika gen berdiri sendiri, karakternya akan tersembunyi (kriptos).
2. Contoh kriptomeri adalah pada warna bunga Linnaria maroccana yang ditentukan oleh pigmen hemosianin dan sifat keasaman plasma sel.
3. Perbandingan fenotipe yang dihasilkan pada kriptomeri pada umumnya 9: 3: 4.
 
DAFTAR PUSTAKA

Omegawati, W., Teo Sukoco, Rumiyati, dan Siti Nur Hidayah. Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam SMA/MA Kelas XII. Klaten: Intan Pariwara.
Ferdausi, Maria. 2015. http://mariaferdausi02.blogspot.co.id/2015/06/laporan-praktikum-pembuatan-kriptomeri.html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2015.