Selasa, 31 Agustus 2021

Pohon Cinta | Ini Bukan Puisi

 
Dia taburkan benih cinta di ladang
Di ladang hatiku yang benar-benar gersang
Dia merawatnya tulus dengan penuh kasih sayang
Sehingga bibit cintanya tumbuh dan berkembang

Saat tunas cintaku mulai hidup bahagia
Ku kira dia akan menunggu untuk memanennya
Ternyata dia tinggalkan ku demi bunga dahlia
Bunga cintaku gugur, aku dilema

Entah mengapa pohon cinta ini
Telah membuat aku kecewa
Andaikan ini bukan untuk ku
Tuhan, singkirkan dia dari hidupku

Lalu mengapa, Tuhan, Dia titipkan
Perasaan ini di sela hatiku
Tuhan, tolong, jangan sampai
Dia tau sebenarnya aku cemburu

Pohon cintaku kering dalam keputusasaan
Berharap dia kembali membawa pupuk dan air
Namun tidak, dia semakin terpesona dahlia
Dan dia ubah pohonku jadi kaktus berduri

Ku berpikir aku harus menebang pohon ini
Tapi itu tak cukup, aku pun mencabutnya
Meski luka dalam ini harus ku rasakan
Setidaknya akar cinta tiada tertinggal

Entah mengapa pohon cinta ini
Telah membuat aku kecewa
Andaikan ini bukan untuk ku
Tuhan, singkirkan dia dari hidupku

Lalu mengapa, Tuhan, Dia titipkan
Perasaan ini di sela hatiku
Tuhan, tolong, jangan sampai
Dia tau sebenarnya aku cemburu

Luka cinta hatiku hampir sembuh sebagian
Namun detak penantian masih terngiang
Membuatku membakar sisa batang pohon cinta
Pohon cinta bertitahkan nama kami berdua

Kubuang abunya jauh di samudera luas
Akan tetapi ku masih tak sanggup mendengar
Bisikan di jalanan yang menyebutkan namanya
Sudahlah, cemburu ini tak berguna


Senin, 30 Agustus 2021

Penyesalan | Ini Bukan Puisi


Kini ku biarkan kau berjalan jauh
Menghindari diriku yang ingin mendekat
Untuk pertama kalinya kau hancurkan egoku
Kemudian kau hempaskan diriku

Aku telah menyesal menyianyiakanmu
Aku telah menyesal tak menghargai kamu

Kini ku terjebak permainanku
Menjerat diriku mengutarakan khilaf
Bukan pertama kalinya menjinakkan egoku
Kemudian kau lepaskan diriku

Berlutut memohon ampun
Berlutut memohon maaf
Benarkah ku layak
Andaikan ku layak mengucapkan

Aku telah menyesal menyianyiakanmu
Aku telah menyesal tak menghargai kamu
Aku telah menyesal menyianyiakanmu
Aku telah menyesal tak menghargai kamu

Minggu, 29 Agustus 2021

Penasaran Pada Dirimu | Ini Bukan Puisi

 
Dia tak pernah terkejut oleh suatu ledakan
Diat tak pernah menangis karena renungan
Siapakah kamu? Aku pun penasaran
Katakanlah semua yang kamu sembunyikan

Apa yang kamu sukai
Apa yang kamu benci
Apa yang membuat kamu
Selalu tersentuh
Aku jadi penasaran pada dirimu

Dia tak pernah tersinggung oleh suatu hinaan
Dia selalu tertawa karena candaan
Siapakah kamu? Aku pun penasaran
Tunjukkanlah semua, apa yang kau rasakan

Jika kamu kesulitan
Atau merasa kesal
Jika kau perlu menangis
Atau merasa malu
Aku terus penasaran pada dirimu?

Sabtu, 28 Agustus 2021

Mimpi Telah Tenggelam Kelam | Ini Bukan Puisi

 
Angin berlalu bagai hembusan terakhir
Jiwa membeku merindukan sang mentari
Harap pupus dan membatu
Kering gugur kan tersapu jauh

Ku berjalan lemah dengan tertatih-tatih
Wajah sendu sembunyikan sejuta perih
Nyala api akan padam
Saat mimpi telah tenggelam kelam

Namun aku kan mencoba
Jalan lain yang kau kira
Berbatu, penuh rintangan, dan mengenaskan
Hingga ku mati disana

Walau bunga telah layu
Walau kayu telah rapuh
Tekadku terus berkobar dan bersinar
Walau mimpi telah tenggelam kelam

Butiran salju semerah darah pun sampai
Batin terguncang melihat awan terluka
Ambisi jatuh hancur lebur
Hangus luput kan dilahap udara

Ku terkapar pasrah dengan tertembus panah
Wajah muramku diam seribu bahasa
Warna langit akan pudar
Saat mimpi telah tenggelam kelam

Namun aku kan mencoba
Jalan lain yang kau kira
Berbatu, penuh rintangan, dan mengenaskan
Hingga ku mati disana

Walau bunga telah layu
Walau kayu telah rapuh
Tekadku terus berkobar dan bersinar
Walau mimpi telah tenggelam kelam

Mimpi telah tenggelam kelam
Jika mimpimu tenggelam kelam

Pasti aku kan mencoba
Jalan lain yang kau kira
Berbatu, penuh rintangan, dan mengenaskan
Hingga ku mati disana

Walau bunga telah layu
Walau kayu telah rapuh
Tekadku terus berkobar dan bersinar
Walau mimpi telah tenggelam kelam

Jumat, 27 Agustus 2021

Mengapa Bisa Sebuta Itu? | Ini Bukan Puisi

 
Bagaimana kau melihat bayang dalam gelap malam?
Bagaimana kan kukatakan kau terlihat sungguh mengagumkan
Setiap senyum yang kau tampakkan, ku simpan di lubuk hati terdalam
Setiap kata yang kau ucapkan, ku cari seluruh maknyanya

Ku yakin kita tercipta untuk selalu bersama
Karena sikapmu di depanku terlalu istimewa

Hingga akhirnya ku sadar, baginya aku bukan apa-apa
Hubungan antara kita hanya jalur satu arah
Aku memberi, kau menerima
Hanya sebatas itu, tanpa balasan
Mengapa ku bisa jadi sebuta itu?

Diri ini kecewa mencapai ambangnya
Mulai sekarang ini hatiku tertutup bagi dirimu

Hingga akhirnya ku sadar, baginya aku bukan apa-apa
Hubungan antara kita hanya jalur satu arah
Aku memberi, kau menerima
Hanya sebatas itu, tanpa balasan
Mengapa ku bisa jadi sebuta itu?

Akhirnya aku tersadar, baginya aku tidak berharga
Hubungan antara kita hanya pintu satu arah
Aku berharap, kau memanfaatkan
Salah mengira itu kasih sayang
Mengapa selama ini ku menutup mata?

Kamis, 26 Agustus 2021

Manusia Bermuka Dua | Ini Bukan Puisi

 
Cukup membuat ku kesal
Marah yang tak tertahankan
Kata-kata tak mampu menghalangi diriku
Bersiaplah untuk binasa

Manusia bermuka dua
Tidak kenal namanya dosa
Manusia pengarang cerita
Tidak tau namanya jera

Cukup ku menahan sabar
Kemarahan menggelora
Alasanmu tak mampu menghentikan diriku
Bersiaplah untuk kehancuran

Manusia bermuka dua
Tidak tau namanya dosa
Manusia pengarang cerita
Tidak tau namanya jera

Berpura-pura berlindung di balik "ku tidak sengaja"
Akan aku tunjukkan kebusukanmu depan mereka

Cukup membuatku kesal
Marah tak tertahankan
Cukupku menahan sabar
Kemarahan menggelora

Manusia bermuka dua
Tidak kenal namanya dosa
Manusia pengarang cerita
Tidak tau namanya jera

Manusia bermuka dua
Tidak tau namanya dosa
Manusia pengarang cerita
Tidak tau namanya jera



Rabu, 25 Agustus 2021

Larilah Walau Gelap | Ini Bukan Puisi

 
Langit merah jingga pertanda duka
Dalam gundah kau coba melangkah
Biarkan dirimu bebas kawan
Untuk menyingkap tabir terang

Larilah walau gelap
Hempaskan hati yang lemah
Gapailah sepucuk asa
Dan kembalilah gembira

Kau tau kemana kan melangkah
Tiap jejak membuatmu tersesat
Jangan ragu untuk berpikir cepat
Tujuan sudah di depan

Larilah walau gelap
Hempaskan hati yang lemah
Gapailah sepucuk asa
Dan kembalilah gembira

Semangat tak boleh pudar
Kau bukan insan yang bimbang
Walaupun pernah kau jatuh
Lupakan masa itu

Larilah walau jalannya gelap
Tinggalkan bayangmu, kejarlah mentari
Pelita harus di genggaman

Larilah walau gelap
Hempaskan hati yang lemah
Gapailah sepucuk asa
Dan kembalilah gembira

Semangat tak boleh pudar
Kau bukan insan yang bimbang
Walaupun pernah kau jatuh
Lupakan masa itu

Selasa, 24 Agustus 2021

Kotak Tua dalam Gudang | Ini Bukan Puisi

 
Tawa kecil itu bergema di teling
Oh, masa kecilku

Ingatan itu telah pudar
Seiring berjalannya waktu
Aku rindu

Kotak tua terselip dalam gudang, kelam, tiada terang
Terisi buku-buku tua berdebu, kabur dan usang
Buku tua itu, tergores pena dari tangan kecilku
Lemah dan kaku

Warna warni itu berkilau dan berbinar
Oh, dunia kecilku

Gambaran itu memudar
Seiring lapuknya kayu
Hingga bisu

Kotak tua terselip dalam gudang, kelam, tiada terang
Terisi buku-buku tua berdebu, kabur dan usang
Buku tua itu, tergores pena dari tangan kecilku
Lemah dan kaku

Saat kualunkan jari kecilku menulis di atas itu
Diiringi tawa, canda dan sendu
Oh, tangisan kecilku

Kuingat Papa Mama masih muda
Terkaca di bola mataku
Aku rindu pelukan hangatmu, kasih sayangmu, ucapan manismu
Aku rindu pelukan hangatmu, kasih sayangmu, ucapan manismu

Kotak tua terselip dalam gudang, kelam, tiada terang
Terisi buku-buku tua berdebu, kabur dan usang
Kuingat Papa Mama masih muda
Terkaca di bola mataku
Aku rindu pelukan hangatmu, kasih sayangmu, ucapan manismu
Yang aku tak pernah rasa saat aku dewasa

Senin, 23 Agustus 2021

BTS Icon Pack

 BTS Icon Pack can be downloaded here

Black Pink Icon Pack

Black Pink available here

Kisah Cinta | Ini Bukan Puisi

 
Di dalam hati ini telah tertanam bunga
Yang mekar pada waktunya
Aku bahagia

Bagai pujangga mendapat syairnya
Bagai punggawa dengan pasukannya

Rumput hijau bergemersik
Ku duduk menatapi langit
Dan dia memegang tanganku

Dia berkata, "Aku mencintaimu tetaplah disisiku sejak sekarang,
katakan, 'Ya, aku kan bersamamu selamanya'"
Dan burung berkicau terbang di angkasa
Jantungku berhenti berdetak sesaat
Tak ada kata yang mampu diucapkan
Aku jatuh cinta

Jalan itu terukir jejak kita berdua
Melangkah menerawangi tujuan kita

Bagai pemanah membidik sasaran
Bagai penguasa mengambil sumpahnya

Laut biru berkilauan
Ku duduk beralaskan pasir
Dan dia menatap wajahku

Dia berkata, "Aku mencintaimu tetaplah disisiku sejak sekarang,
katakan, 'Ya, aku kan bersamamu selamanya'"
Dan burung berkicau terbang di angkasa
Jantungku berhenti berdetak sesaat
Tak ada kata yang mampu diucapkan
Aku jatuh cinta

Dan dia berkata, "Selalu merindukanmu. Jangan tinggalkanku walau sesaat.
Katakan, "Ya, aku merasakan hal yang sama'"
Dan mahkota sakura pun berguguran
Bergantikan kepak sayap kupu-kupu
Mengisi dan menembus relung hatiku
Aku makin cinta

Minggu, 22 Agustus 2021

Kembalilah | Ini Bukan Puisi

 
Sejauh apakah kau mengenal diriku?
Yang dulu atau yang kimi masih sama
Kau berlayar melawan waktu
Angin telah menghempaskanmu, kau berbeda

Ku ragu berapa lama aku bisa bertahan

Kembalilah..
Menelusuri jejak waktu
Ku menanti bersama anganku disini
Dalam gelap malam
Dan teriknya siang
Ku kan setia menunggu
Kehadiranmu

Kau yang sekarang menganggap dirimu
Lebih baik untukku, itu keliru
Ku merasa tak pernah mengenal dirimu
Walau dekat aku canggung, sebenarnya

Tak tau sampai kapankah kamu mau seperti ini

Kembalilah..
Menelusuri jejak waktu
Ku menanti bersama anganku disini
Dalam gelap malam
Dan teriknya siang
Ku kan setia menunggu
Kehadiranmu

Jangan percaya kata mereka
Bahwa aku hanya mempermainkanmu
Janganlah kau dengar kata mereka
Terus berjalan, aku kan menanti

Kembalilah..
Menelusuri jejak waktu
Ku menanti bersama anganku disini
Dalam gelap malam
Dan teriknya siang
Ku kan setia menunggu
Kehadiranmu

Dan akhirnya
Mimpi terwujud jadi nyata
Engkau telah berubah
Seperti yang dulu
Membangun kenangan bersama diriku
Di dalam kilauan malam dan hangatnya siang

Sampai akhir hayat datang
Kita kan bersama

Sabtu, 21 Agustus 2021

Kau Tidak Akan Pernah Melihat Aku di Belakangmu | Ini Bukan Puisi

 
Dia pergi meninggalkan tanya, tanpa suara, tanpa jejak
Dia enggan menapaki jalan yang telah aku lewati
Apakah dia dendam pada diriku? Atau kisah kita?
Mungkin segalanya, tapi mengapa?

Akankah kataku terlalu dalam menghunus hatimu?
Apa beratnya mengucapkan keluh kesah perpisahan
Tolonglah aku, agarku tak terkubur oleh pertanyaan serta kebimbangan
Dan kau berlalu

Namun aku akan terbang membelah langit biru sejernih lautan
Akanku ubah serpihan luka menjadi mimpi indah
Aku tak mau peduli lagi

Dia membawa impianku, jalanku, hatiku bersamanya
Hanya tersisa tubuh ini, berjuang hidup tanpanya
Berpura-pura aku tak merasakan perihnya terlupa dan pilunya hampa
Agar dia kembali

Namun aku akan berpijak di bahumu
Kepakkan sayap kecilku
Hingga suatu saat, ketika kau menoleh
Kau tidak akan pernah melihat aku dibelakangmu

Yang menangis, berputus asa, merayap mohon tuk kembali
Yang menangis, berputus asa, merayap mohon, tak ada lagi

Suatu saat kau akan melihat diriku bersinar memancarkan bahagia
Jauh di batas pandangan, nan tinggi menembus awan
Bila kau berubah pikiran, kau tak sanggup menggapaiku lagi

Namun aku akan terbang membelah langit biru sejernih lautan
Akanku ubah serpihan luka menjadi mimpi indah
Dan kau berlalu
Namun aku akan berpijak di bahumu
Kepakkan sayap kecilku
Hingga suatu saat, ketika kau menoleh
Kau tidak akan pernah melihat aku dibelakangmu.

Jumat, 20 Agustus 2021

Jika Masa Depan Datang | Ini Bukan Puisi

 
Kan datang suatu masa dimana engkau tak kan pernah bersedih
Dunia kan penuh cinta
Dan makhluk pun hidup damai

Baik atau pun yang buruk
Keadilan selalu tegak selamanya
Mimpimu yang telah terbuang kan menjadi nyata

Hapus air matamu
Buang jauh sedihmu
Jika kamu percaya
Ikutlah bersamaku
Kita akan bernyanyi simfoni jati diri
Mendendangkan lagu bangunkan masa depan

Jika masa itu datang, jangan biarkan kesombongan mengancam
Jadilah gadis yang baik
Tiada waktu untuk dendam

Kenyataan atau pun khayalan
Bersatu padu, itulah namanya hidup
Kebaikan tak terhiraukan akan terbalas.

Hapus air matamu
Buang jauh sedihmu
Jika kamu percaya
Ikutlah bersamaku
Kita akan bernyanyi simfoni jati diri
Mendendangkan lagu bangunkan masa depan

Jika masa depan datang,  janganlah biarkan dirimu bersedih

Kamis, 19 Agustus 2021

Jangan Lupakan SMA | Ini Bukan Puisi

 
Tidak terasa tiga tahun lamanya SMA berakhir sudah
Berbagai rintangan, tantangan dan hambatan telah kita lalui
Untuk sejenak kita merasa lega

Rasanya baru kemarin kita pijakkan kaki di sekolah ini
Berjalan malu dengan selembar formulir
Berharap kita salah satu siswa beruntung bisa terpilih

Jangan lupakan keluh kesah derita
Bela sungkawa SMA
Keceriaan kubu putih abu
Akhir penuh warna untuk itu

Terus gapailah cita-cita kalian
Raih masa depan cerah
Kita bercerai berai, itu pasti
Suatu saat bertemu kembali

Dunia tak pernah sesempit ruang kelas kita yang urak-urakan
Para guru, meja, bangku, semuanya kan ungkapkan keonaran kita
Namun, kini hanya kenangan

Begitu kelulusan pun disiarkan, kita merasa bahagia
Berarti lepas dari belenggu tugas, ujian
Tak mengira jika tali itu putus, kita pun berpisah

Jangan lupakan keluh kesah derita
Bela sungkawa SMA
Keceriaan kubu putih abu
Akhir penuh warna untuk itu

Terus gapailah cita-cita kalian
Raih masa depan cerah
Kita bercerai berai, itu pasti
Suatu saat bertemu kembali

Rabu, 18 Agustus 2021

Jadikan Kisah Kita yang Terindah | Ini Bukan Puisi

 
Aku rindu pada suaranya
Aku suka pada tatapannya
Sayangnya tak pernah kurasakan
Apa yang sekarang dia dapatkan

Seandainya aku ada di sisimu

Dan aku mencoba mendekatinya
Perlahan merasa sendiri
Karena dia menjauh pergi
Dan aku tak tahan lagi

Biarkan aku
Menghias harimu
Dengan tawaku atau candaku
Jadikan kisah kita berdua yang terindah

Hatiku sekarang berbunga
Siapa sebabnya? Kau saja
Dia ada di sana tak mengapa
Karena kamu tak akan kemana

Biarkan aku
Menghias harimu
Dengan tawaku atau candaku
Mengadirkanmu
Sebuah dunia
Penuh cintaku, kasih sayangku
Jadikan kisah kita berdua yang terindah

Namun datangnya malam
Tak membuatmu resah
Kau berdiri di sana dengan wajah yang biasa
Kau berikan senyummu
Ceriakan hariku
Taburkan bintang pada langit yang kini gemerlap, untukku

Biarkan aku
Jadi kekasihmu
Masa lalumu, masa depanmu
Menghadirkanmu
Sebuah dunia
Penuh cintaku kasih sayangmu
Jadikan cerita kita berdua
Jadikan kisah kita berdua yang terindah



Selasa, 17 Agustus 2021

Inikah? | Ini Bukan Puisi


Inikah saatnya?
Aku mulai merasa
Hatiku bergetar
Setiap teringat dia

Inikah dampaknya?
Saat insan dewasa
Akankah wajar-
bila tumbuh perasaan?

Sesuatu yang berbeda
dan mengganjal dipikirkan
Sesuatu yang berpendar
jika tidak dibayangkan

Tolong redamkan, tolong tenangkan
Tolong redamkan, tolong tenangkan hatiku

Inikah waktunya?
Aku boleh gelisah
ataupun ragu
Saat membalas pesannya

Inikah masanya?
Saat aku dewasa
Akankah wajar-
bila tumbuh harapan?

Suatu yang istimewa
dan mengganjal dipikirkan
Suatu yang bergejolak
Jika tidak dibayangkan

Tolong redamkan, tolong tenangkan
Tolong redamkan, tolong tenangkan hatiku    

Senin, 16 Agustus 2021

Hanya Itukah? | Ini Bukan Puisi


Aku tak lagi mampu 
Jadi yang disukai
Tapi diriku selalu
Punya harga diri

Ku tau aku sering dihina dan tidak diajak bicara
Kamu dapatkan apa yang tidak ku dapat

Aku tidak lagi peduli
Akan sindiran tajammu
Hanya itukah yang bisa kau buat padaku?

Kamu selalu benci
Apa yang kusukai
Hatimu penuh iri,
dengki, dan caci maki

Kau tau aku tidak punya teman, karena kamu menyebarkan isu buruk
Kamu berhasil

Tapi aku tidak peduli
Walau omong kosongmu merebak
Hanya itukah yang bisa kau fitnah padaku?

Ku tau aku tidak perlu bersusah payah untuk merisaukanmu
Hindari membela apapun, karena
Kau tau kamu telah kehabisan tuduhan untuk menghakimiku
Keadilan pun berpihak padaku

Aku tidak lagi peduli
Akan sindiran tajammu
Hanya itukah yang bisa kau buat padaku?

Tapi aku tidak peduli
Walau omong kosongmu merebak
Hanya itukah yang bisa kau fitnah padaku?

Minggu, 15 Agustus 2021

Gila | Ini Bukan Puisi

 
Di luar ambang nalar
Sudah tak mampu berpikir
Aku duduk menghadap dinding, sudah lelah meracau

Aku tak tahu apa yang ku rasa, tidak sedih, senang juga tidak
Aku di antara suka dan duka, namun ku rasa tidak, aku benar-benar hampa
Aku tak tahu apa yang kulihat dalam sekali, di sisi kiri, di atas sini
Aku antara tidur dan terjaga, tapi membuat semua orang gila
Termasuk aku

Aku tak tau harus bagaimana, merasa cemas ataukah lega
Musim di antara hujan dan panas, namun ku rasa tidak, aku benar-benar gerah
Aku tak tau siapa yang kusapa sekali kali, di sisi kiri, di depan sini
Aku diantara sulit dan mudah, tapi dapat membuat semua orang gila
Termasuk aku

Aku tak tau bagaimana caranya hapus tumpukkan memori itu
Aku ingin terbang bagai burung merpati, keluar dari sangkarmu
Neraka kecil yang buat hidupku bagai selembar koran bekas
Aku ingin bebas cari potongan kebahagian

Ku berusaha temukan sesuatu, bukan ini, itu juga bukan
Aku diantara lupa dan ingat, namun kurasa tidak, mungkin halusinasi?
Aku tak tau apa yang kudengar, berkali-kali, di sisi kiri, di dalam sini
Ku diantara hening dan berisik, bunyi dapat membuat setiap orang gila
Termasuk aku

Aku tak tau bagaimana caranya hapus tumpukkan memori itu
Aku ingin terbang bagai burung merpati, keluar dari sangkarmu
Neraka kecil yang buat hidupku bagai selembar koran bekas
Aku ingin bebas cari potongan kebahagian

Di luar ambang nalar, sudah tak mampu berpikir
Ku duduk bersandar di dinding, sudah lelah meracau


Sabtu, 14 Agustus 2021

Di Jalan Pulang Sosokmu Akan Kulewati | Ini Bukan Puisi

 
Terbanglah di atas langitku
Tampakkan wajahmu itu
Ku teringat pada kamu
Oh, kepakkanlah sayapmu menuju diriku

Hanyutlah sepanjang sungaiku
Bermuara di hatiku
Ku hanya inginkan kamu
Oh, larutkan emosimu melalui senyummu

Ku kuatkan batinku
Ku bulatkan tekadmu
Menahan rasa rindu yang tak pernah terhapus
Berhalusinasi bahwa kau tak pergi
Hingga sang senja berpulang

Ku bermimpi dalam sepi
Membayangkanmu di sisimu
Di jalan pulang ku terus mencari
Mungkin sosokmu akan kulewati

Terjun dari puncak tebingku
Taklukkan keraguanmu
Ku sangat ingin bertemu
Oh, kembangkan parasutmu dan bawa diriku

Muncullah di dalam cerminku
Memantulkan bayanganmu
Ku berpikir tentang kamu
Oh, temukanlah dirimu di dalam diriku

Ku kuatkan batinku
Ku bulatkan tekadmu
Menahan rasa rindu yang tak pernah terhapus
Berhalusinasi bahwa kau tak pergi
Hingga sang senja berpulang

Ku bermimpi dalam sepi
Membayangkanmu di sisimu
Di jalan pulang ku terus mencari
Mungkin sosokmu akan kulewati

Jumat, 13 Agustus 2021

Dengarlah Pangeranku | Ini Bukan Puisi

 
Pangeran berambut sebahu
Betapa rupawan parasmu
Mata indah cokelat sayu
Tak sanggup untuk memandangmu

Pangeran berambut sebahu
Hitam berkilau dari jauh
Kulit putih, ketampananmu
Senyum manismu merasuk

Perangaimu bagai arjuna
Disegani, disanjung dunia
Ku hanya rakyat jelata
Tiada daya upaya, mendamba

Dengarlah pangeranku
Aku mengagumimu
Lambaikan tanganmu ke arahku
dengan senyummu
Di kerumunan itu
Namamu dielukan
Menolehlah saat kau dengar suaraku
Lihat diriku

Pangeran berambut sebahu
Betapa hangat sapaanmu
Rangkaian katamu selalu
Berhasil buat ku terharu

Perangaimu bagai arjuna
Disegani, tak punya cela
Ku hanya rakyat jelata
Tiada daya upaya, mendamba

Dengarlah pangeranku
Aku mengagumimu
Lambaikan tanganmu ke arahku
dengan senyummu
Di kerumunan itu
Namamu dielukan
Menolehlah saat kau dengar suaraku
Lihat diriku

Kamis, 12 Agustus 2021

Cerita Kita | Ini Bukan Puisi

 
Bukannya hanya kamu
Yang tak mengerti aku
Semuanya juga bertanya-tanya, akan siapa diriku

Kamu tak perlu bingung
Bagaimana caranya
Untuk memadukan dua warna yang ternyata berbeda

Yakinlah kita ditakdirkan bersama
Bagai munculnya pelangi setelah hujan

Tepiskan mendung, singkap mentari
Gapai cahanya
Hangatnya sinar setelah badai
Menyatukan kita

Ternyata butuh waktu
untuk mengerti aku
Tak sesederhana cerita dongeng yang mudah dipahami

Lautan memang biru
Berkilau saat disinari
Sampai kau menyelam dan menemukan pesona tersembunyi

Yakinlah kita ditakdirkan bersama
Bagai ombak berdebur tiada bosan

Tepiskan mendung, singkap mentari
Gapai cahanya
Hangatnya sinar setelah badai
Menyatukan kita

Namun, saat petir menyambar menghasutimu
Ku berlari mendaki gunung dan berteriak

Tepiskan mendung, singkap mentari
Gapai cahanya
Hangatnya sinar setelah badai
Menyatukan kita

Bangunlah sayang, aku untukmu
Langit kan terbelah
Bumi terguncang tapi inilah
Awal cerita kita

Rabu, 11 Agustus 2021

Bukan Sahabat | Ini Bukan Puisi

 
Dia bukan sahabat, jika datang pas ada maunya
Dia bukan sahabat, jika datang pas butuh saja
Dia hanyalah teman, jika hilang pas minta bantuan
Dia hanyalah teman, jika bersikap manis di depan

Menganggap kamu tak ada
Ngomong pada waktu tertentu
Saat sedih dia acuh saja
Punya teman lain, dia cuek
Cuman mau manfaatin kamu saja
Suka nusuk dari belakang matamu

Suka bikin kamu sakit
Datang pas kamu lagi senang
Menjauh pas kamu disakiti
Dia jelas bukan sahabat kamu

Dia bukan sahabat, jika datang pas kaya
Dia bukan sahabat, jika tak mau korban
Maka berharaplah mereka semua
Musnah ditelan raksasa
Ternyata kau salah

Dia bukan sahabat, jika tak akui kekurangan
Dia bukan sahabat, jika tak terima anjuran
Dia bahkan bukan teman, jika suka marah tanpa alasan
Dia bahkan bukan teman, jika anggap kamu pelampiasan

Tak pernah merasa salah
Suka bohong demi menghindar
Tidak bisa jaga rahasia
Punya janji pun dia ingkari
Hinaannya langsung masuk ke hati
Penjelasanmu tak pernah dia pahami

Suka bikin kamu sakit
Datang pas kamu lagi senang
Menjauh pas kamu disakiti
Dia jelas bukan sahabat kamu

Dia bukan sahabat, jika datang pas kaya
Dia bukan sahabat, jika tak mau korban
Maka berharaplah mereka semua
Musnah ditelan raksasa
Ternyata kau salah

Ketika bersama mereka
Nyali ini terasa diuji
Kesal, marah, jengkel, dan kecewa itu pasti
Membara

Saat kau terpaksa menemani
Yang bukan sahabat, dan hanyalah teman
Pura-pura akur, lalu pergi menjauh

Selasa, 10 Agustus 2021

Bintang Terakhir | Ini Bukan Puisi

 
Malam pun datang
Langit dihiasi bintang-bintang
Yang bertaburan cahaya, begitu indah

Kita terlena, juga terhipnotis
Pesona mereka

Tidak bisa dihitung
Kita tak bisa memilihi
Kita terbawa kesenangan tuk sesaat
Sementara mereka
Akan meninggalkan kita
Seiring berjalannya waktu, dan habisnya malam

Kita tersadar saat fajar datang
Pilihlah dia

Bintang terakhir di langit
Yang selalu temani kita
Sampai pagi menjelang dan lampu pun padam
Bintang terakhir yang setia
Menunggu mentari datang
Untuk menjemputnya, hanya demi bersama kita

Tentu kita tak akan melihatnya di saat gelap
Dia bersembunyi di gemerlapnya lampu

Kita harus berusaha
Menunggu tuk menemukan
Bintang terakhir yang setia tuk selamanya
Kita tidak bisa melihat
Dirinya di kala siang
Namun, dia melihat kita dari sana, percayalah

Senin, 09 Agustus 2021

Bintang Paling Terang di Angkasa | Ini Bukan Puisi

 
Merekah senyuman, lompat kegirangan
Aku menyambut dunia baru
Sebentar lagi kutapaki

Tak ada yang tau
Sebenarnya bahwa
Dunia tak sesuai prasangka
Lebih kejam dari yang kukira

Aku harus tersiksa
Musim berganti dengan cepat
Wujudku kecil tidak terlihat
Bencana melanda

Tolong bantulah aku
Untuk beradaptasi, hingga
Kutemukan seorang sahabat
Yang genggam tanganku

"Kawan mari menuju,"
Ajaknya dengan hangat
"Kita bersama bisa-
mengguncang keangkuhan,
menjadi bintang paling terang di angkasa"

Dua marmut kecil terpaksa ditempa
Panasnya amarah kebencian
Sepertinya hanya disengaja

Aku dengan dia
Terus saling merangkul
Berbagi beban penderitaan
Berbagi kekuatan

Namun kita dihempas
Menuju jurang sangat dalam
Karena tidak bisa mendaki
Gedung yang tertinggi

Tolong bantulah kami
Bertahan dan melawan, hingga
Ku sadar seorang sahabat
Yang usap tangisanku

"Kawan mari menuju-
titik di cakrawala,
kita bersama bisa-
mengguncang keangkuhan,
menjadi bintang paling terang di angkasa"

Minggu, 08 Agustus 2021

Berkat Sebuah Lagu | Ini Bukan Puisi


Di saat gersang hatiku
Tak tau siapa yang akan sirami
Di saat badai menerpa jiwaku
Bingung siapa yang akan selamatkan aku

Di saat kelam jalan pikiranku
Ragu, siapa yang akan tunjukkan aku jalan

Kutemukan sebuah lagu
Mengajarkan aku dalam irama penuh syahdu
Mengajakku berjalan di atas notasi
Membimbingku bernyanyi sesuai melodi
Membawaku terlarut nada berharmoni
Sehingga hilang sudah kesusahan hati

Tidak ada debu setebal buku
Menutupi hati dan pikiranku
Pandangan indah bertaburan salju
Tidak hanya itu saja

Sekarang cerah hatiku
Sinar mentari hangat menerangi
Di manakah gelap itu bersembunyi?
Lenteraku sudah siap bersenjatakan api

Tapi hati kecil ini dihuni benci
Siapakah mampu membuatnya pergi?

Pastilah sebuah lagu
Yang ajarkan aku dalam irama penuh syahdu
Yang ajakku berjalan di atas notasi
Dia bimbingku bernyanyi sesuai melodi
Dia bawaku terlarut nada berharmoni
Sehingga hilang sudah kesusahan hati

Tidak ada hitam dalam putih
Tidak ada dingin saat terik
Tidak ada duka atas suka
Tidak ada tidak pernah

Tidak ada debu setebal buku
Menutupi hati dan pikiranku
Pandangan indah bertaburan salju
Tidak hanya itu saja

Jangan kau tergoyah tempo dan dinamika
Hanya satu kunci semua
Nyanyikan perasaanmu

Tuliskanlah sebuah lagu
Selimutinya dengan irama penuh syahdu
Tuntun dia melangkah di atas notasi
Ajarkan dia bernyanyi sesuai melodi
Hingga ia terlarut nada berharmoni

Kan ku lantunkan sebuah lagu
Tuk temani diriku dalam ketegangan
Hingga alunannya dapat ramaikan hidupku

Kutemukan sebuah lagu
Mengajarkan aku dalam irama penuh syahdu
Mengajakku berjalan di atas notasi
Membimbingku bernyanyi sesuai melodi
Membawaku terlarut nada berharmoni
Sehingga hilang sudah kesusahan hati

Terima kasihku lagu
Karena bagiku kau lebih dari sekedar bunyi
Kau penunjuk arah disaatku tersesat
Pelipur lara saat batinku tersentak
Kau angin penyegar saat dadaku sesak
Pelumpuh rasa jenuh saat aku penat

Hingga tiada hitam dalam putih
Hingga tiada dingin saat terik
Hingga tiada duka atas suka
Hingga tiada selamanya

Hingga tiada debu setebal buku
Menutup hati dan pikiranku
Pandangan indah bertaburan salju
Berkat dari sebuah lagu

Sabtu, 07 Agustus 2021

Ada Apa dengan Diriku? | Ini Bukan Puisi


Setiap ku menatap matamu
Jantungku berdebar tak menentu
Senyum indah di wajahmu
Mewarnai hariku

Setiap kudengar suaramu
Buyarlah lamunan di benakku
Jiwaku menyanyi indah
Mengikuti dirimu

Oh, Tuhan
Ada apa dengan diriku?
Apakah ku sedang terhipnotis rayuan cinta
Oh, Tuhan
Ada apakah dengan hatiku?
Mungkin ku terhasut gelora asmara

Saat kau berada di dekatku
Badanku tiba-tiba membeku
Apa yang harus kulakukan
Aku pun jadi bingung

Tapi saat kau tak didekatku
Aku kan berusaha mencari
Semoga kau tidak pergi
Menjauhi diriku

Oh, Tuhan
Ada apa dengan diriku?
Apakah ku sedang terhipnotis rayuan cinta
Oh, Tuhan
Ada apakah dengan hatiku?
Mungkin ku terhasut gelora asmara

Wahai malaikat cinta
Apakah yang sedang kurasa?
Akankah ku jatuh cinta?
Katakanlah, malaikat cinta
Aku tak mampu menahan rasa
Yang bersarang di dada

Mengapa, semua ini terjadi padaku?
Apakah yang kualami termasuk hal yang wajar?
Akankah ini juga terjadi padamu?
Aku yakin ini terlalu cepat

Karena aku yakin terlalu cepat
Akankah ini termasuk yang wajar?

Setiap ku menatap matamu
Jantungku berdebar tak menentu