Tampilkan postingan dengan label Ini Bukan Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ini Bukan Puisi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 September 2021

You're My Best Friend | Ini Bukan Puisi

 



You're my best friend
You're here from I was childhood
You're my best friend
You're here even in the wood

You were there when I needed
Giving so much helps
Sit there on the singing chair, I'm gonna tell you
How much happy I am

You're just a beautiful fairy
You touch my heart like you used to
Send your love and swing it with your long wand
Believe that you'll turn it to snow

Bagai putri yang merindukan pangeran
Bagai ibu yang merindukan bayinya
Sungguh hati ini terasa tentram

Bunga merekah memberikan warna
Hamparan permadani alamku

Menari, berdansa, menyanyi kiasan tanpa makna
Wajah bertabur senyum dan secangkir rasa kekeluargaan
Dengan hadirnya teman terbaik bawa kebahagiaan

Kamis, 09 September 2021

The Funny Moments With You | Ini Bukan Puisi

 
The funny moments with you are the first time we were met
You were walking alone and I called your name for fun
And pretended not to know anything

But what I wanted didn't happen because you shoke my call off babe
Then you continued walking but I did not give up
So I called your name again louder

Finally you looked back just to see who is caling
Found there was nothing because I was pretending not to know anything

Baby, I was the only one who can spell your name correctly
I was the only one who never ask for picture or signature from your hand
Also I'll never give up to become your acquintance, your close friend, your forever best friend

There was someone looked suspicious, I knew you thought it was me
But you way too careless, I thought it wasn't enough
Then I called your name again, louder

But in the middle of that, our eyes were suddenly met
Figured out it was me, I knew it was too late
"Whatever gonna happen, keep calm"

Finally, you walked closer to me then asking, "Why did you called me?"
With your serious face, I just wanna say, "Let's be friend!"

Baby, I was the only one who can spell your name correctly
I was the only one who never ask for picture or signature from your hand
Also I'll never give up to become your acquintance, your close friend, your forever best friend

Rabu, 08 September 2021

Tidurlah Sayang | Ini Bukan Puisi

 
Tidurlah sayang
Tidur dengan tenang
Janganlah takut akan kegelapan
Aku selalu disini

Pejamkan matamu
Pergilah tanpaku
Kematian tak akan membawamu
Jauh dari diriku

Air mata kehilangan
Bunga-bunga duka cita
Tanah merah basah lembab
Selimut langit kelabu
Antarmu menjauh
Abadikan kenanganmu
Iringi setiap langkah
Untaian doaku

Pergilah sayang
Ke tempat yang tenang
Hingga terlupa
Kisah dunia
Begitu juga aku

Air mata kehilangan
Bunga-bunga duka cita
Tanah merah basah lembab
Selimut langit kelabu
Antarmu menjauh
Abadikan kenanganmu
Iringi setiap langkah
Untaian doaku

Tidurlah sayang
Tidur dengan tenang

Selasa, 07 September 2021

Tetap Bertahan Pagi Akan Menjelang | Ini Bukan Puisi

 
Kabut menghalangi jalan pulang
Menutup tajamnya pandangan
Langit telah gelap
Cahaya tak mampu
Menembus tebalnya kabut

Satu-satunya jalan keluar
Dengarkan suara hati

Terus ikuti irama malam
Meski awalnya tak mengerti
Lagu burung hantu
Gesekan daun-daun
Derik-derik kawan kecilmu

Ketakutan pun datang menghampirimu
Kuatkanlah batin, yakinkan dirimu
Kamu tak sendiri disini

Sinar bulan kian redup
Dilahap keburukan
Penyesalan tak kan cukup
Bahkan tuk meneranginya
Tetap bertahan pagi kan menjelang

Jauh, tersesat di jantung hutan
Rasi bintang menipu arah
Berselimut hujan
Petir pun menyambar
Kau dirundung keputusasaan

Ketakutan pun terus menghantuimu
Kuatkanlah batin, yakinkan dirimu
Ini akan berakhir segera

Sinar bulan kian redup
Dilahap keburukan
Penyesalan tak kan cukup
Bahkan tuk meneranginya
Tetap bertahan pagi kan menjelang

Suasana malam kian senyap,
Dibantai keserakahan
Permintaan maaf tak akan cukup
Bahkan tuk menghidupkannya
Tetap bertahan pagi kan menjelang

Senin, 06 September 2021

Temukan Cahaya | Ini Bukan Puisi

 
Di dalam tempat ini
Tersekap dalam sepi
Ku tau ku memang sendiri
Tak ada kehangatan
Dingin menusuk tulang
Embun basahi bebatuan

Selalu takut untuk bergerak
Dan kulihat samar-samar sebuah tangga
Ku mendekat dan ternyata ilusi
Ku kira dia datang

Ku temukan anak cahaya
Bersinar gemerlapan menuntun diriku
Membelah cekam semburat sinar
Cahaya gemerlapan menuntun diriku

Walau bergetar langkah
Ke mulut gua ini
Derap kaki makin menggema
Tak ada yang menyangka
Ku di arah sebaliknya
Hingga ke bagian terdalam

Lalu ku sadar terowongan sempit
Ujung sana samar ku lihat bayangan
Menghindar dan ternyata ilusi
Ku kira ada siapa

Ku bersama anak cahaya
Bersinar gemerlapan tenangkan diriku
Membelah cekam semburat sinar
Cahaya gemerlapan tenangkan diriku

Enggan untuk percaya, apa yang terjadi
Padaku, padamu, pada semuanya

Ku temukan anak cahaya
Bersinar gemerlapan menuntun diriku
Membelah cekam semburat sinar
Cahaya gemerlapan tenangkan diriku

Minggu, 05 September 2021

Teman Sejati | Ini Bukan Puisi

 
Saat kau datang, aku menanti
Saat kau pulang, aku sendiri
Tanpa dirimu teman sejati
Hanya diriku dan rasa sepi

Hingga di suatu hari
Aku pun harus pergi

Tenanglah kawan
Dirimu selalu di hati
Tenanglah kawan
Dirimu tak akan terganti

Saat ku sedih, kau menghampiri
Saat ku ragu, kau yakinkan ku
Dengan dirimu teman sejati
Aku melihat warna pelangi

Kini ku tersadar
Kau tak ada disini

Tenanglah kawan
Dirimu selalu di hati
Tenanglah kawan
Dirimu tak akan terganti

Bila tiba saatnya, aku kembali pulang
Tujuannya hanya kamu, tambatku berlabuh
Bila saat aku tiba, senyumanmu yang tenang
Semoga tak berkurang hingga petang menjelang

Tenanglah kawan
Dirimu selalu di hati
Tenanglah kawan
Dirimu tak akan terganti

Kenanglah kawan
Arti perpisahan ini
Kenanglah kawan
Waktu yang selalu kita nanti


Sabtu, 04 September 2021

Senandung Isu | Ini Bukan Puisi

 
Rapuhnya jiwaku mendapatkan kita tak kan bisa jadi sepasang kekasih
Ku tak percaya

Apakah yang kudengar nyata?
Bukan senandung isu
Kau berjalan meraih mimpi
Meninggalkan aku

Fakta derajat kita kan berbeda
Jika kau teguh pada citamu
Mereka tak mungkin setuju 
Karena..
Bisik itu mengira ku tak layak,
Menyanding kamu, kekayaanmu
Ku telan kenyataan, namun

Apakah yang kudengar nyata?
Bukan senandung isu
Kau telah gagal, hingga berbalik
Kau mengejarku
Memang terdengar nyata
Seperti bukan isu
Kau berjuang diam-diam,
Untuk menjadi jodohku

Inikah kuasa Tuhan
Kita ditakdirkan
Bersama arungi hidup
Bersama menua

Apakah yang kudengar nyata?
Bukan senandung isu
Kau telah gagal, hingga berbalik
Kau mengejarku
Memang terdengar nyata
Seperti bukan isu
Kau berjuang diam-diam,
Untuk menjadi jodohku

Jumat, 03 September 2021

Selamat Tinggal | Ini Bukan Puisi

 
Selamat tinggal, kau yang aku suka
Sebentar lagi terhapus dari hati
Karena kamu tak cukup berani katakan, "Aku suka"
Karena aku tak cukup sabar untuk menunggu pengakuanmu

Wajar bila aku mempertanyakan perasaanku
Benarkah kamu sangat mencintaiku?
Benarkah kamu peduli padaku?

Terbiasa tak hiraukan
Waktu terus berjalan
Cinta yang terus memudar
Walau coba bertahan

Selamat jalan, kau yang kukagumi
Bukan sampai jumpa bertemu kembali
Karena kamu mencari orang lain selagi menunggu
Menunggu kesempatan datang untuk mempermainkan keyakinanku

Benarkah layak dirimu ku bawa dalam mimpiku?
Benarkah kamu pernah mencintaiku?
Benarkah kamu peduli padaku?

Harus memulai hiraukan
Belajar melupakan
Waktu pun terus berjalan
Tak perlu dipertahankan

Kamis, 02 September 2021

Satu-Satunya Pilihan | Ini Bukan Puisi

 
Sejak kapan kau mulai menyimpan perasaan?
Kau coba mengutarakannya saat aku tak mengerti

Kini timbul rasa dan aku yakin
Kamu masih memilikinya
Kita pura-pura tidak peduli
Padahal hati kita berusaha mendekat

Sayangnya terlalu lambat memulai
Terlalu naif tuk mengakui
Saat ini kita telah sampai di akhir
Perpisahan satu-satunya pilihan

Mungkin hati kecil kita berdua
Timbul harapan, keajaiban
Bahwa kita kan dipersatukan kembali
Di masa depan yang akan datang

Ingatkah ketika kita berbalik bersamaan?
Saling menatap dari jauh, walau hanya sekejap

Kita mengkhawatirkan hal yang sama
Bertanya-tanya adakah cinta?
Cinta yang mengendap terlalu lama
Hingga mengeras dan menyesakkan dada

Sayangnya terlalu lambat memulai
Terlalu naif tuk mengakui
Saat ini kita telah sampai di akhir
Perpisahan satu-satunya pilihan

Mungkin hati kecil kita berdua
Timbul harapan, keajaiban
Bahwa kita kan dipersatukan kembali
Di masa depan yang akan datang

Rabu, 01 September 2021

Ruang Hati Ini | Ini Bukan Puisi

 
Ruang hati ini masih tertutup pintu keras tanpa gagang dan kunci
Ruangan dimana ku bebas bermimpi
Tempat kadang tak kurasa apapun
Aku sendiri

Tak ada yang dapat masuk
Mereka hanya bisa menyahut untuk memanggilku
Hingga dia mendekati
Mengetukku lembut, tapi yang kulakukan hanya

Meninggalkannya sendiri di kegelapan luar
Dingin, lembab, tanpa cahaya, mengapa ku tega?
Oh, Tuhan. Mengapa? 
Oh, Tuhan, ku tega
Mengabaikannya sendiri di keganasan luar

Celah ruang ini memancarkan sinar
Dia berikan apa yang dia punya
Kasih sayang, perhatian
Bahkan kesabaran untuk menantiku keluar
Hanya minta tanda cinta
Yang kubuat hancur, lalu yang kulakukan hanya

Meninggalkannya sendiri di kegelapan luar
Dingin, lembab, tanpa cahaya, mengapa ku tega?
Oh, Tuhan. Mengapa? 
Oh, Tuhan, ku tega
Mengabaikannya sendiri di keganasan luar

Dia telah menyerah menghadap egoku
Perlahan-lahan menjauhi hatiku
Aku keluar, mendobrak pintuku
Namun yang kutemukan hanyalah kegelapan saja

Ku berlutut menangis
Kini terlambatlah sudah
Tinggal gema suaraku membatin namanya
Oh, Tuhan, jangan kau biarkan dia pergi
Karena telah terbuka pintu hatiku baginya

Dia pun bahagia
Di dalam ruang lain


Selasa, 31 Agustus 2021

Pohon Cinta | Ini Bukan Puisi

 
Dia taburkan benih cinta di ladang
Di ladang hatiku yang benar-benar gersang
Dia merawatnya tulus dengan penuh kasih sayang
Sehingga bibit cintanya tumbuh dan berkembang

Saat tunas cintaku mulai hidup bahagia
Ku kira dia akan menunggu untuk memanennya
Ternyata dia tinggalkan ku demi bunga dahlia
Bunga cintaku gugur, aku dilema

Entah mengapa pohon cinta ini
Telah membuat aku kecewa
Andaikan ini bukan untuk ku
Tuhan, singkirkan dia dari hidupku

Lalu mengapa, Tuhan, Dia titipkan
Perasaan ini di sela hatiku
Tuhan, tolong, jangan sampai
Dia tau sebenarnya aku cemburu

Pohon cintaku kering dalam keputusasaan
Berharap dia kembali membawa pupuk dan air
Namun tidak, dia semakin terpesona dahlia
Dan dia ubah pohonku jadi kaktus berduri

Ku berpikir aku harus menebang pohon ini
Tapi itu tak cukup, aku pun mencabutnya
Meski luka dalam ini harus ku rasakan
Setidaknya akar cinta tiada tertinggal

Entah mengapa pohon cinta ini
Telah membuat aku kecewa
Andaikan ini bukan untuk ku
Tuhan, singkirkan dia dari hidupku

Lalu mengapa, Tuhan, Dia titipkan
Perasaan ini di sela hatiku
Tuhan, tolong, jangan sampai
Dia tau sebenarnya aku cemburu

Luka cinta hatiku hampir sembuh sebagian
Namun detak penantian masih terngiang
Membuatku membakar sisa batang pohon cinta
Pohon cinta bertitahkan nama kami berdua

Kubuang abunya jauh di samudera luas
Akan tetapi ku masih tak sanggup mendengar
Bisikan di jalanan yang menyebutkan namanya
Sudahlah, cemburu ini tak berguna


Senin, 30 Agustus 2021

Penyesalan | Ini Bukan Puisi


Kini ku biarkan kau berjalan jauh
Menghindari diriku yang ingin mendekat
Untuk pertama kalinya kau hancurkan egoku
Kemudian kau hempaskan diriku

Aku telah menyesal menyianyiakanmu
Aku telah menyesal tak menghargai kamu

Kini ku terjebak permainanku
Menjerat diriku mengutarakan khilaf
Bukan pertama kalinya menjinakkan egoku
Kemudian kau lepaskan diriku

Berlutut memohon ampun
Berlutut memohon maaf
Benarkah ku layak
Andaikan ku layak mengucapkan

Aku telah menyesal menyianyiakanmu
Aku telah menyesal tak menghargai kamu
Aku telah menyesal menyianyiakanmu
Aku telah menyesal tak menghargai kamu

Minggu, 29 Agustus 2021

Penasaran Pada Dirimu | Ini Bukan Puisi

 
Dia tak pernah terkejut oleh suatu ledakan
Diat tak pernah menangis karena renungan
Siapakah kamu? Aku pun penasaran
Katakanlah semua yang kamu sembunyikan

Apa yang kamu sukai
Apa yang kamu benci
Apa yang membuat kamu
Selalu tersentuh
Aku jadi penasaran pada dirimu

Dia tak pernah tersinggung oleh suatu hinaan
Dia selalu tertawa karena candaan
Siapakah kamu? Aku pun penasaran
Tunjukkanlah semua, apa yang kau rasakan

Jika kamu kesulitan
Atau merasa kesal
Jika kau perlu menangis
Atau merasa malu
Aku terus penasaran pada dirimu?

Sabtu, 28 Agustus 2021

Mimpi Telah Tenggelam Kelam | Ini Bukan Puisi

 
Angin berlalu bagai hembusan terakhir
Jiwa membeku merindukan sang mentari
Harap pupus dan membatu
Kering gugur kan tersapu jauh

Ku berjalan lemah dengan tertatih-tatih
Wajah sendu sembunyikan sejuta perih
Nyala api akan padam
Saat mimpi telah tenggelam kelam

Namun aku kan mencoba
Jalan lain yang kau kira
Berbatu, penuh rintangan, dan mengenaskan
Hingga ku mati disana

Walau bunga telah layu
Walau kayu telah rapuh
Tekadku terus berkobar dan bersinar
Walau mimpi telah tenggelam kelam

Butiran salju semerah darah pun sampai
Batin terguncang melihat awan terluka
Ambisi jatuh hancur lebur
Hangus luput kan dilahap udara

Ku terkapar pasrah dengan tertembus panah
Wajah muramku diam seribu bahasa
Warna langit akan pudar
Saat mimpi telah tenggelam kelam

Namun aku kan mencoba
Jalan lain yang kau kira
Berbatu, penuh rintangan, dan mengenaskan
Hingga ku mati disana

Walau bunga telah layu
Walau kayu telah rapuh
Tekadku terus berkobar dan bersinar
Walau mimpi telah tenggelam kelam

Mimpi telah tenggelam kelam
Jika mimpimu tenggelam kelam

Pasti aku kan mencoba
Jalan lain yang kau kira
Berbatu, penuh rintangan, dan mengenaskan
Hingga ku mati disana

Walau bunga telah layu
Walau kayu telah rapuh
Tekadku terus berkobar dan bersinar
Walau mimpi telah tenggelam kelam

Jumat, 27 Agustus 2021

Mengapa Bisa Sebuta Itu? | Ini Bukan Puisi

 
Bagaimana kau melihat bayang dalam gelap malam?
Bagaimana kan kukatakan kau terlihat sungguh mengagumkan
Setiap senyum yang kau tampakkan, ku simpan di lubuk hati terdalam
Setiap kata yang kau ucapkan, ku cari seluruh maknyanya

Ku yakin kita tercipta untuk selalu bersama
Karena sikapmu di depanku terlalu istimewa

Hingga akhirnya ku sadar, baginya aku bukan apa-apa
Hubungan antara kita hanya jalur satu arah
Aku memberi, kau menerima
Hanya sebatas itu, tanpa balasan
Mengapa ku bisa jadi sebuta itu?

Diri ini kecewa mencapai ambangnya
Mulai sekarang ini hatiku tertutup bagi dirimu

Hingga akhirnya ku sadar, baginya aku bukan apa-apa
Hubungan antara kita hanya jalur satu arah
Aku memberi, kau menerima
Hanya sebatas itu, tanpa balasan
Mengapa ku bisa jadi sebuta itu?

Akhirnya aku tersadar, baginya aku tidak berharga
Hubungan antara kita hanya pintu satu arah
Aku berharap, kau memanfaatkan
Salah mengira itu kasih sayang
Mengapa selama ini ku menutup mata?

Kamis, 26 Agustus 2021

Manusia Bermuka Dua | Ini Bukan Puisi

 
Cukup membuat ku kesal
Marah yang tak tertahankan
Kata-kata tak mampu menghalangi diriku
Bersiaplah untuk binasa

Manusia bermuka dua
Tidak kenal namanya dosa
Manusia pengarang cerita
Tidak tau namanya jera

Cukup ku menahan sabar
Kemarahan menggelora
Alasanmu tak mampu menghentikan diriku
Bersiaplah untuk kehancuran

Manusia bermuka dua
Tidak tau namanya dosa
Manusia pengarang cerita
Tidak tau namanya jera

Berpura-pura berlindung di balik "ku tidak sengaja"
Akan aku tunjukkan kebusukanmu depan mereka

Cukup membuatku kesal
Marah tak tertahankan
Cukupku menahan sabar
Kemarahan menggelora

Manusia bermuka dua
Tidak kenal namanya dosa
Manusia pengarang cerita
Tidak tau namanya jera

Manusia bermuka dua
Tidak tau namanya dosa
Manusia pengarang cerita
Tidak tau namanya jera



Rabu, 25 Agustus 2021

Larilah Walau Gelap | Ini Bukan Puisi

 
Langit merah jingga pertanda duka
Dalam gundah kau coba melangkah
Biarkan dirimu bebas kawan
Untuk menyingkap tabir terang

Larilah walau gelap
Hempaskan hati yang lemah
Gapailah sepucuk asa
Dan kembalilah gembira

Kau tau kemana kan melangkah
Tiap jejak membuatmu tersesat
Jangan ragu untuk berpikir cepat
Tujuan sudah di depan

Larilah walau gelap
Hempaskan hati yang lemah
Gapailah sepucuk asa
Dan kembalilah gembira

Semangat tak boleh pudar
Kau bukan insan yang bimbang
Walaupun pernah kau jatuh
Lupakan masa itu

Larilah walau jalannya gelap
Tinggalkan bayangmu, kejarlah mentari
Pelita harus di genggaman

Larilah walau gelap
Hempaskan hati yang lemah
Gapailah sepucuk asa
Dan kembalilah gembira

Semangat tak boleh pudar
Kau bukan insan yang bimbang
Walaupun pernah kau jatuh
Lupakan masa itu

Selasa, 24 Agustus 2021

Kotak Tua dalam Gudang | Ini Bukan Puisi

 
Tawa kecil itu bergema di teling
Oh, masa kecilku

Ingatan itu telah pudar
Seiring berjalannya waktu
Aku rindu

Kotak tua terselip dalam gudang, kelam, tiada terang
Terisi buku-buku tua berdebu, kabur dan usang
Buku tua itu, tergores pena dari tangan kecilku
Lemah dan kaku

Warna warni itu berkilau dan berbinar
Oh, dunia kecilku

Gambaran itu memudar
Seiring lapuknya kayu
Hingga bisu

Kotak tua terselip dalam gudang, kelam, tiada terang
Terisi buku-buku tua berdebu, kabur dan usang
Buku tua itu, tergores pena dari tangan kecilku
Lemah dan kaku

Saat kualunkan jari kecilku menulis di atas itu
Diiringi tawa, canda dan sendu
Oh, tangisan kecilku

Kuingat Papa Mama masih muda
Terkaca di bola mataku
Aku rindu pelukan hangatmu, kasih sayangmu, ucapan manismu
Aku rindu pelukan hangatmu, kasih sayangmu, ucapan manismu

Kotak tua terselip dalam gudang, kelam, tiada terang
Terisi buku-buku tua berdebu, kabur dan usang
Kuingat Papa Mama masih muda
Terkaca di bola mataku
Aku rindu pelukan hangatmu, kasih sayangmu, ucapan manismu
Yang aku tak pernah rasa saat aku dewasa

Senin, 23 Agustus 2021

Kisah Cinta | Ini Bukan Puisi

 
Di dalam hati ini telah tertanam bunga
Yang mekar pada waktunya
Aku bahagia

Bagai pujangga mendapat syairnya
Bagai punggawa dengan pasukannya

Rumput hijau bergemersik
Ku duduk menatapi langit
Dan dia memegang tanganku

Dia berkata, "Aku mencintaimu tetaplah disisiku sejak sekarang,
katakan, 'Ya, aku kan bersamamu selamanya'"
Dan burung berkicau terbang di angkasa
Jantungku berhenti berdetak sesaat
Tak ada kata yang mampu diucapkan
Aku jatuh cinta

Jalan itu terukir jejak kita berdua
Melangkah menerawangi tujuan kita

Bagai pemanah membidik sasaran
Bagai penguasa mengambil sumpahnya

Laut biru berkilauan
Ku duduk beralaskan pasir
Dan dia menatap wajahku

Dia berkata, "Aku mencintaimu tetaplah disisiku sejak sekarang,
katakan, 'Ya, aku kan bersamamu selamanya'"
Dan burung berkicau terbang di angkasa
Jantungku berhenti berdetak sesaat
Tak ada kata yang mampu diucapkan
Aku jatuh cinta

Dan dia berkata, "Selalu merindukanmu. Jangan tinggalkanku walau sesaat.
Katakan, "Ya, aku merasakan hal yang sama'"
Dan mahkota sakura pun berguguran
Bergantikan kepak sayap kupu-kupu
Mengisi dan menembus relung hatiku
Aku makin cinta

Minggu, 22 Agustus 2021

Kembalilah | Ini Bukan Puisi

 
Sejauh apakah kau mengenal diriku?
Yang dulu atau yang kimi masih sama
Kau berlayar melawan waktu
Angin telah menghempaskanmu, kau berbeda

Ku ragu berapa lama aku bisa bertahan

Kembalilah..
Menelusuri jejak waktu
Ku menanti bersama anganku disini
Dalam gelap malam
Dan teriknya siang
Ku kan setia menunggu
Kehadiranmu

Kau yang sekarang menganggap dirimu
Lebih baik untukku, itu keliru
Ku merasa tak pernah mengenal dirimu
Walau dekat aku canggung, sebenarnya

Tak tau sampai kapankah kamu mau seperti ini

Kembalilah..
Menelusuri jejak waktu
Ku menanti bersama anganku disini
Dalam gelap malam
Dan teriknya siang
Ku kan setia menunggu
Kehadiranmu

Jangan percaya kata mereka
Bahwa aku hanya mempermainkanmu
Janganlah kau dengar kata mereka
Terus berjalan, aku kan menanti

Kembalilah..
Menelusuri jejak waktu
Ku menanti bersama anganku disini
Dalam gelap malam
Dan teriknya siang
Ku kan setia menunggu
Kehadiranmu

Dan akhirnya
Mimpi terwujud jadi nyata
Engkau telah berubah
Seperti yang dulu
Membangun kenangan bersama diriku
Di dalam kilauan malam dan hangatnya siang

Sampai akhir hayat datang
Kita kan bersama