Jika ingin mengunduh laporan berikut dalam versi word-nya, silahkan klik di sini.
Jangan lupa tinggalkan komentar ya!
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
IDENTIFIKASI ASAM-BASA
DISUSUN OLEH
[AUTHOR]
KELAS XI MS 2
SMAN 1 NARMADA
2015
A. PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
1. Tujuan
Praktikum:
Mengidentifikasi larutan asam-basa menggunakan
indikator alami.
2. Hari,
tanggal praktikum: Kamis, 29 Januari 2015
3. Tempat
praktikum: Laboratorium SMAN 1 Narmada
B. LANDASAN
TEORI
Istilah asam (acid) berasalah dari bahsasa latin
acelum yang berarti cuka. Sebaliknya,senyawa yang memiliki sifat sangat berbeda
disbanding asam yaitu senyawa alkali (basa) yang diturunkan dari abu berbagai
tanaman. Suatu senyawa dapat diketahui bersifat asam atau basa jika berada
dalam bentuk larutannya. Istilah asam digunakan untuk senyawa yang dalam bentuk
larutannya menghasilkan ion hydrogen (H+).
Sementara itu, basa digunakan untuk senyawa yang dalam bentuk larutannya
terurai menjadi ion hidroksida (OH-).(Indra, 2014)
Indikator asam basa
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat
indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan
lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau
bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa).Dalam laboratorium kimia,
indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator
alami. Indikator buatan dapat berupa kertas lakmus, baik kertas lakmus biru
maupun kertas lakmus merah. Sedangkan ada juga indikator lain yang berupa alat.
(Nasruli, 2008)
Indikator
alami dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Indikator ini dibuat dengan cara
mengekstrak umbi, buah, atau bunga. Tabel 1.1
menunjukkan beberapa indikator alami dan perubahan warnanya dalam
suasana asam basa. (Anis, 2014)
No.
|
Zat Indikator
|
Warna
|
|
Asam
|
Basa
|
||
1.
|
Kunyit
|
Kuning
|
Jingga
|
2.
|
Bunga sepatu
|
Merah
|
Kuning
|
3.
|
Daun pacar air
|
Merah
|
Kuning
|
4.
|
Bunga nusa indah
|
Merah
|
Kuning
|
5.
|
Kubis ungu
|
Merah muda
|
Hijau kebiruan
|
6.
|
Umbi bit
|
Biru
|
Merah
|
7.
|
Bunga bugenvil
|
Ungu
|
Kuning
|
8.
|
Bunga mawar merah
|
Merah muda
|
Hijau
|
9.
|
Bunga kana
|
Merah
|
Kuning
|
10.
|
Kulit manggis
|
Cokelat kemerahan
|
Biru kehitaman
|
11.
|
Bunga anggrek
|
Merah muda
|
Hijau kemerahan
|
12.
|
Bunga kamboja
|
Cokelat muda
|
Cokelat tua
|
C. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat:
- Pipet
tetes
- Lumpang
porselen
- Mortar
- Corong
kaca
- Tabung
reaksi
- Cawan
porselen 4 buah
- Pelat
tetes
2. Bahan:
- Kertas
Saring
- Air
jeruk nipis
- Minuman
bersoda
- Air
abu
- Air
detergen
- Cuka
- Bunga
kertas (bugenvil)
- Kunyit
- Bunga
mawar merah
- Bunga
sepatu
D. CARA
KERJA
1. Indikator
alami dibuat dari bunga kertas, kunyit, bunga mawar, dan bunga sepatu.
Bahan-bahan tersebut ditumbuk dalam lumpang porselen menggunakan mortar dan
diberi sedikit air.Untuk mengambil ekstraknya, bahan-bahan tersebut diperas
lalu disaring menggunakan kertas saring di atas corong. Kemudian ekstrak
ditampung dalam empat cawan yang berbeda. Ekstrak ini digunakan sebagai
indikator.
2. Ekstrak
indikator bunga kertas diambil dengan pipet tetes dan dimasukkan masing-masing
lima tetes pada lima slot pelat tetes.
3. Kemudian
dimasukkan 5 tetes air jeruk nipis, 5 tetes minuman bersoda, 5 tetes air abu, 5
tetes air detergen, dan 5 tetes air cuka masing-masing ke dalam lima slot
berisi indikator bunga kertas.
4. Perubahan
warna indikator bunga kertas yang ditetesi air jeruk nipis, minuman bersoda,
air abu, air detergen, dan cuka lalu dibandingkan dengan warna indikator
sebelum ditetesi apapun.
5. Prosedur
2,3, dan 4 diulangi untuk indikator bunga mawar merah, kunyit, dan bunga
sepatu.
E. HASIL
PENGAMATAN
Indikator alami
|
Warna asli
|
Warna setelah ditambahkan
|
||||
Air jeruk nipis
|
Minuman bersoda
|
Air abu
|
Air detergen
|
Cuka
|
||
Bunga bugenvil
|
Ungu
|
Merah-ungu
|
Ungu
|
Kuning kecoklatan
|
Hijau lumut
|
Ungu soft
|
Bunga mawar
|
Merah muda
|
Merah jambu
|
Merah muda
|
Jingga
|
Hijau
|
Merah jambu
|
Kunyit
|
Orange
|
Orange
|
Merah-orange
|
Hijau
|
Jingga
|
Kuning
|
Bunga sepatu
|
Krem
|
Krem
|
Pink-soft
|
Kuning hijau
|
Hijau kuning
|
Pink soft
|
F. PEMBAHASAN
Setelah mengamati percobaan dari praktikum ini kami
mencoba menganalisis data yang terkumpul dengan membandingkan data praktikum
ini dengan data dari berbagai
sumber.Berikut hasil analisis kami:
Menggunakan indikator bunga bugenvil (kertas)
- Warna
indikator bunga bugenvil setelah ditambahkan air jeruk nipis menjadi merah
keunguan, yang pada landasan teori mendekati asam. Sehingga indikator ini
menunjukkan bahwa air jeruk nipis bersifat asam.
- Warna
indikator bunga bugenvil setelah ditambahkan minuman bersoda menjadi ungu, yang
pada landasan teori tepat menunjukkan asam. Tetapi warna awal indikator sama
dengan warna setelah diteteskan, sehingga dapat juga didapat sifat minuman
bersoda adalah netral. Jadi, ini cukup meragukan.
- Warna
indikator bunga bugenvil setelah ditambahkan air abu menjadi kuning kecoklatan,
yang pada landasan teori mendekati basa. Tetapi berdasarkan data dari berbagai
sumber seharusnya warna indikator tetap, atau bersifat netral.
- Warna
indikator bunga bugenvil setelah ditambahkan detergen menjadi hijau lumut, yang
pada landasan teori tidak mendekati asam atau pun basa. Tetapi berdasarkan data
deri berbagai sumber menunjukkan detergen adalah basa, sehingga seharusnya
berwarna kuning.
- Warna
indikator bunga bugenvil setelah ditambahkan cuka menjadi ungu soft, yang pada
landasan teori mendekati asam.
Menggunakan indikator bunga mawar merah
- Warna
indikator ¬bunga mawar merah setelah ditetesi air jeruk nipis menjadi merah
jambu, yang pada landasan teori mendekati merah muda. Sehingga tergolong asam.
- Warna
indikator ¬bunga mawar merah setelah ditetesi minuman bersoda menjadi merah
muda, yang pada landasan teori tepat asam.
- Warna
indikator bunga mawar merah setelah ditetesi air abu menjadi jingga, yang pada
landasan teori tidak mendekati keduanya. Tetapi pada sumber lain, air abu
merupakan netral.
- Warna
indikator ¬bunga mawar merah setelah ditetesi air detergen menjadi hijau, yang
pada landasan teori tepat menunjukkan basa.
- Warna
indikator ¬bunga mawar merah setelah ditetesi cuka menjadi merah jambu, yang
pada landasan teori mendekati merah muda. Sehingga tergolong asam
Menggunakan indikator kunyit
- Warna
indikator kunyit setelah ditetesi air jeruk nipis menjadi orange, yang pada
landasan teori mendekati kuning. Sehingga bisa digolongkan asam.
- Warna
indikator ¬kunyit setelah ditetesi minuman bersoda menjadi merah-orange, yang
pada landasan teori cukup mendekati kuning. Sehingga bisa digolongkan asam
- Warna
indikator ¬kunyit setelah ditetesi air abu menjadi hijau, yang pada landasan
teori tidak mendekati warna asam mau pun basa. Namun berdasarkan berbagai
sumber terkait, air abu merupakan nertral
- Warna
indikator ¬kunyit setelah ditetesi air detergen menjadi jingga, yang pada
landasan teori tepat menunjukkan basa.
- Warna
indikator ¬kunyit setelah ditetesi cuka menjadi kuning, yang pada landasan
teori tepat menunjukkan asam.
Menggunakan bunga sepatu
- Warna
indikator ¬bunga sepatu setelah ditetesi air jeruk nipis menjadi krem, yang
pada landasan teori tidak mendekati asam maupun basa. Percobaan ini bertolak
belakang dengan percobaan lain, karena bisa saja disimpulkan jeruk nipis
bersifat netral karena warnanya sama.
- Warna
indikator ¬bunga sepatu setelah ditetesi minuman bersoda menjadi pink soft, yang
pada landasan teori mendekati merah. Sehingga bisa digolongkan asam.
- Warna
indikator ¬bunga sepatu setelah ditetesi air abu menjadi kuning-hijau, yang
pada landasan teori mendekati kuning. Bisa saja indikator mendekati basa,
tetapi air abu bersifat basa.
- Warna
indikator ¬bunga sepatu setelah ditetesi air detergen menjadi kuning-hijau,
yang pada landasan teori mendekati basa. Bisa dikatakan air detergen bersifat
basa.
- Warna
indikator bunga sepatu setelah ditetesi cuka menjadi pink-soft, yang pada landasan
teori mendekati merah. Sehingga bisa digolongkan asam
Dalam percobaan ini, terdapat dua kegagalan dalam
percobaan kami menggunakan indikator bunga kertas. Yaitu pada saat ditetesi air
abu dan air detergen. Sedangkan saat menggunakan indikator mawar merah dan
kunyit terjadi satu kekeliruan yaitu pada saat ditetesi air abu. Yang terakhir,
pada saat menggunakan indikator bunga sepatu terdapat dua kekeliruan yaitu pada
penetesan air jeruk nipis dan air abu.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya kekeliruan
tersebut antara lain:
a. Faktor
internal
Faktor ini merupakan faktor utama yang berasal dari
diri sendiri.
b. Faktor
eksternal
Merupakan pengaruh yang berasal dari luar seperti
alat, bahan, dan cuaca.
Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada
saat percobaan, konsentrasi ekstrak yang digunakan tidak diperhitungkan.
Contohnya pada percobaan kami, konsentrasi yang tinggi terdapat pada kunyit,
kemudian bugenvil, dan mawar. Konsentrasi bunga sepatu sangat rendah sehingga
warnanya agak pudar. Sehingga jika ditetesi asam atau basa warnanya sangat
berbeda, akhirnya warna merah pada landasan teori disamakan dengan krem atau
pink soft. Lalu, karena konsentrasinya rendah akan lebih sulit untuk membedakan
warna indikator setelah ditetesi. Untuk indikator yang pekat, kesulitan
terdapat pada saat menggunakan kertas saring. Membutuhkan waktu lama agar
indikator bisa tersaring sempurna.
b. Pada
saat percobaan, konsentrasi bahan yang akan diuji tidak diperhitungkan. Hal ini
menyebabkan ketidak seimbangan, sehingga setiap ditetesi indikator akan
menunjukkan warna yang tidak sesuai.
c. Pada
saat percobaan, warna zat yang akan diuji tidak diperhitungkan. Kondisi yang
sama didapatkan pada saat pengujian air abu. Kami berfikir bahwa suatu zat akan
bersifat netral jika warna awalnya sama dengan warna setelah ditetesi. Tetapi
mengingat air abu yang kami gunakan berwarna keabuan, kami berfikir tidak
seharusnya indikator akan berwarna sama. Bisa saja warna indikator netral
merupakan warna campuran dari warna indikator awal dengan warna bahan awal.
d. Pada
saat percobaan, terjadi berbagai kesalahan teknis. Seperti cara pengadukan yang
salah, ekstrak yang tidak disaring, cara pembersihan pipet tetes yang kurang
jelas, hingga perkiraan yang kurang tepat.
e. Kurang
jelinya mata pengamat dalam membedakan warna, karena dalam percobaan ini,
kemampuan membedakan warna sangat dibutuhkan. Baik itu dalam membedakan warna
primer maupun sekunder.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa larutan yang bersifat asam adalah air jeruk nipis, minuman bersoda, dan
cuka. Larutan yang bersifat basa adalah air detergen, sedangkan larutan
yang bersifat netral adalah air abu.
Dari indikator tersebut, indikator yang paling baik digunakan untuk menunjukkan
suatu larutan asam atau basa adalah bunga mawar merah, karena perbedaan
warnanya terlihat jelas dan dapat dengan tepat menunjukkan sifat larutan yang
diuji. Selain indikator tersebut bahan-bahan sekitar yang dapat berfungsi
sebagai indikator antara lain, daun pacar air, lumut kerak, bunga kamboja,
kubis ungu, bunga nusa indah, umbi bit, bunga kana, kulit manggis, bunga
anggrek, dan bunga kamboja.
DAFTAR PUSTAKA
Rufaida, Anis Dyah dan Annik Qurniawati. 2014. Kimia
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam untuk Kelas XI Semester 2 SMA/MA.
Klaten: Intan Pariwara
http://caramudahdancepatbelajarapasaja.blogspot.com/2014/06/konsep-asam-basa-menurut-para-ahli-007.html
Diakses pada tanggal 11-02-2015
https://nasruli.wordpress.com/indikator-asam-basa/
Diakses pada tanggal 11-02-2015