Minggu, 12 Agustus 2018

Contoh Laporan Praktikum Kimia "Identifikasi Asam-Basa"


Jika ingin mengunduh laporan berikut dalam versi word-nya, silahkan klik di sini.
Jangan lupa tinggalkan komentar ya!
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
IDENTIFIKASI ASAM-BASA



DISUSUN OLEH
[AUTHOR]

KELAS XI MS 2
SMAN 1 NARMADA
2015


A.        PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1.         Tujuan Praktikum:
Mengidentifikasi larutan asam-basa menggunakan indikator alami.
2.         Hari, tanggal praktikum: Kamis, 29 Januari 2015
3.         Tempat praktikum: Laboratorium SMAN 1 Narmada

B.         LANDASAN TEORI

Istilah asam (acid) berasalah dari bahsasa latin acelum yang berarti cuka. Sebaliknya,senyawa yang memiliki sifat sangat berbeda disbanding asam yaitu senyawa alkali (basa) yang diturunkan dari abu berbagai tanaman. Suatu senyawa dapat diketahui bersifat asam atau basa jika berada dalam bentuk larutannya. Istilah asam digunakan untuk senyawa yang dalam bentuk larutannya menghasilkan ion hydrogen (H+).  Sementara itu, basa digunakan untuk senyawa yang dalam bentuk larutannya terurai menjadi ion hidroksida (OH-).(Indra, 2014)
Indikator asam basa

Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa).Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami. Indikator buatan dapat berupa kertas lakmus, baik kertas lakmus biru maupun kertas lakmus merah. Sedangkan ada juga indikator lain yang berupa alat. (Nasruli, 2008)

            Indikator alami dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Indikator ini dibuat dengan cara mengekstrak umbi, buah, atau bunga. Tabel 1.1  menunjukkan beberapa indikator alami dan perubahan warnanya dalam suasana asam basa. (Anis, 2014)

No.
Zat Indikator
Warna
Asam
Basa
1.
Kunyit
Kuning
Jingga
2.
Bunga sepatu
Merah
Kuning
3.
Daun pacar air
Merah
Kuning
4.
Bunga nusa indah
Merah
Kuning
5.
Kubis ungu
Merah muda
Hijau kebiruan
6.
Umbi bit
Biru
Merah
7.
Bunga bugenvil
Ungu
Kuning
8.
Bunga mawar merah
Merah muda
Hijau
9.
Bunga kana
Merah
Kuning
10.
Kulit manggis
Cokelat kemerahan
Biru kehitaman
11.
Bunga anggrek
Merah muda
Hijau kemerahan
12.
Bunga kamboja
Cokelat muda
Cokelat tua

C.        ALAT DAN BAHAN

1.         Alat:
-           Pipet tetes
-           Lumpang porselen
-           Mortar
-           Corong kaca
-           Tabung reaksi
-           Cawan porselen 4 buah
-           Pelat tetes

2.         Bahan:
-           Kertas Saring
-           Air jeruk nipis
-           Minuman bersoda
-           Air abu
-           Air detergen
-           Cuka
-           Bunga kertas (bugenvil)
-           Kunyit
-           Bunga mawar merah
-           Bunga sepatu

D.        CARA KERJA
           
1.         Indikator alami dibuat dari bunga kertas, kunyit, bunga mawar, dan bunga sepatu. Bahan-bahan tersebut ditumbuk dalam lumpang porselen menggunakan mortar dan diberi sedikit air.Untuk mengambil ekstraknya, bahan-bahan tersebut diperas lalu disaring menggunakan kertas saring di atas corong. Kemudian ekstrak ditampung dalam empat cawan yang berbeda. Ekstrak ini digunakan sebagai indikator.
2.         Ekstrak indikator bunga kertas diambil dengan pipet tetes dan dimasukkan masing-masing lima tetes pada lima slot pelat tetes.
3.         Kemudian dimasukkan 5 tetes air jeruk nipis, 5 tetes minuman bersoda, 5 tetes air abu, 5 tetes air detergen, dan 5 tetes air cuka masing-masing ke dalam lima slot berisi indikator bunga kertas.
4.         Perubahan warna indikator bunga kertas yang ditetesi air jeruk nipis, minuman bersoda, air abu, air detergen, dan cuka lalu dibandingkan dengan warna indikator sebelum ditetesi apapun.
5.         Prosedur 2,3, dan 4 diulangi untuk indikator bunga mawar merah, kunyit, dan bunga sepatu.

E.         HASIL PENGAMATAN        

Indikator alami
Warna asli
Warna setelah ditambahkan
Air jeruk nipis
Minuman bersoda
Air abu
Air detergen
Cuka
Bunga bugenvil
Ungu
Merah-ungu
Ungu
Kuning kecoklatan
Hijau lumut
Ungu soft
Bunga mawar
Merah muda
Merah jambu
Merah muda
Jingga
Hijau
Merah jambu
Kunyit
Orange
Orange
Merah-orange
Hijau
Jingga
Kuning
Bunga sepatu
Krem
Krem
Pink-soft
Kuning hijau
Hijau kuning
Pink soft

F.         PEMBAHASAN

Setelah mengamati percobaan dari praktikum ini kami mencoba menganalisis data yang terkumpul dengan membandingkan data praktikum ini dengan data dari  berbagai sumber.Berikut hasil analisis kami:

Menggunakan indikator bunga bugenvil (kertas)
-           Warna indikator bunga bugenvil setelah ditambahkan air jeruk nipis menjadi merah keunguan, yang pada landasan teori mendekati asam. Sehingga indikator ini menunjukkan bahwa air jeruk nipis bersifat asam.
-           Warna indikator bunga bugenvil setelah ditambahkan minuman bersoda menjadi ungu, yang pada landasan teori tepat menunjukkan asam. Tetapi warna awal indikator sama dengan warna setelah diteteskan, sehingga dapat juga didapat sifat minuman bersoda adalah netral. Jadi, ini cukup meragukan.
-           Warna indikator bunga bugenvil setelah ditambahkan air abu menjadi kuning kecoklatan, yang pada landasan teori mendekati basa. Tetapi berdasarkan data dari berbagai sumber seharusnya warna indikator tetap, atau bersifat netral.
-           Warna indikator bunga bugenvil setelah ditambahkan detergen menjadi hijau lumut, yang pada landasan teori tidak mendekati asam atau pun basa. Tetapi berdasarkan data deri berbagai sumber menunjukkan detergen adalah basa, sehingga seharusnya berwarna kuning.
-           Warna indikator bunga bugenvil setelah ditambahkan cuka menjadi ungu soft, yang pada landasan teori mendekati asam.

Menggunakan indikator bunga mawar merah
-           Warna indikator ¬bunga mawar merah setelah ditetesi air jeruk nipis menjadi merah jambu, yang pada landasan teori mendekati merah muda. Sehingga tergolong asam.
-           Warna indikator ¬bunga mawar merah setelah ditetesi minuman bersoda menjadi merah muda, yang pada landasan teori tepat asam.
-           Warna indikator bunga mawar merah setelah ditetesi air abu menjadi jingga, yang pada landasan teori tidak mendekati keduanya. Tetapi pada sumber lain, air abu merupakan netral.
-           Warna indikator ¬bunga mawar merah setelah ditetesi air detergen menjadi hijau, yang pada landasan teori tepat menunjukkan basa.
-           Warna indikator ¬bunga mawar merah setelah ditetesi cuka menjadi merah jambu, yang pada landasan teori mendekati merah muda. Sehingga tergolong asam

Menggunakan indikator kunyit
-           Warna indikator kunyit setelah ditetesi air jeruk nipis menjadi orange, yang pada landasan teori mendekati kuning. Sehingga bisa digolongkan asam.
-           Warna indikator ¬kunyit setelah ditetesi minuman bersoda menjadi merah-orange, yang pada landasan teori cukup mendekati kuning. Sehingga bisa digolongkan asam
-           Warna indikator ¬kunyit setelah ditetesi air abu menjadi hijau, yang pada landasan teori tidak mendekati warna asam mau pun basa. Namun berdasarkan berbagai sumber terkait, air abu merupakan nertral
-           Warna indikator ¬kunyit setelah ditetesi air detergen menjadi jingga, yang pada landasan teori tepat menunjukkan basa.
-           Warna indikator ¬kunyit setelah ditetesi cuka menjadi kuning, yang pada landasan teori tepat menunjukkan asam.

Menggunakan bunga sepatu
-           Warna indikator ¬bunga sepatu setelah ditetesi air jeruk nipis menjadi krem, yang pada landasan teori tidak mendekati asam maupun basa. Percobaan ini bertolak belakang dengan percobaan lain, karena bisa saja disimpulkan jeruk nipis bersifat netral karena warnanya sama.
-           Warna indikator ¬bunga sepatu setelah ditetesi minuman bersoda menjadi pink soft, yang pada landasan teori mendekati merah. Sehingga bisa digolongkan asam.
-           Warna indikator ¬bunga sepatu setelah ditetesi air abu menjadi kuning-hijau, yang pada landasan teori mendekati kuning. Bisa saja indikator mendekati basa, tetapi air abu bersifat basa.
-           Warna indikator ¬bunga sepatu setelah ditetesi air detergen menjadi kuning-hijau, yang pada landasan teori mendekati basa. Bisa dikatakan air detergen bersifat basa.
-           Warna indikator bunga sepatu setelah ditetesi cuka menjadi pink-soft, yang pada landasan teori mendekati merah. Sehingga bisa digolongkan asam


Dalam percobaan ini, terdapat dua kegagalan dalam percobaan kami menggunakan indikator bunga kertas. Yaitu pada saat ditetesi air abu dan air detergen. Sedangkan saat menggunakan indikator mawar merah dan kunyit terjadi satu kekeliruan yaitu pada saat ditetesi air abu. Yang terakhir, pada saat menggunakan indikator bunga sepatu terdapat dua kekeliruan yaitu pada penetesan air jeruk nipis dan air abu.

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya kekeliruan tersebut antara lain:
a.         Faktor internal
Faktor ini merupakan faktor utama yang berasal dari diri sendiri.
b.         Faktor eksternal
Merupakan pengaruh yang berasal dari luar seperti alat, bahan, dan cuaca.

Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.         Pada saat percobaan, konsentrasi ekstrak yang digunakan tidak diperhitungkan. Contohnya pada percobaan kami, konsentrasi yang tinggi terdapat pada kunyit, kemudian bugenvil, dan mawar. Konsentrasi bunga sepatu sangat rendah sehingga warnanya agak pudar. Sehingga jika ditetesi asam atau basa warnanya sangat berbeda, akhirnya warna merah pada landasan teori disamakan dengan krem atau pink soft. Lalu, karena konsentrasinya rendah akan lebih sulit untuk membedakan warna indikator setelah ditetesi. Untuk indikator yang pekat, kesulitan terdapat pada saat menggunakan kertas saring. Membutuhkan waktu lama agar indikator bisa tersaring sempurna.
b.         Pada saat percobaan, konsentrasi bahan yang akan diuji tidak diperhitungkan. Hal ini menyebabkan ketidak seimbangan, sehingga setiap ditetesi indikator akan menunjukkan warna yang tidak sesuai.
c.         Pada saat percobaan, warna zat yang akan diuji tidak diperhitungkan. Kondisi yang sama didapatkan pada saat pengujian air abu. Kami berfikir bahwa suatu zat akan bersifat netral jika warna awalnya sama dengan warna setelah ditetesi. Tetapi mengingat air abu yang kami gunakan berwarna keabuan, kami berfikir tidak seharusnya indikator akan berwarna sama. Bisa saja warna indikator netral merupakan warna campuran dari warna indikator awal dengan warna bahan awal.
d.         Pada saat percobaan, terjadi berbagai kesalahan teknis. Seperti cara pengadukan yang salah, ekstrak yang tidak disaring, cara pembersihan pipet tetes yang kurang jelas, hingga perkiraan yang kurang tepat.
e.         Kurang jelinya mata pengamat dalam membedakan warna, karena dalam percobaan ini, kemampuan membedakan warna sangat dibutuhkan. Baik itu dalam membedakan warna primer maupun sekunder.

 
G.        KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa larutan yang bersifat asam adalah air jeruk nipis, minuman bersoda, dan cuka. Larutan yang bersifat basa adalah air detergen, sedangkan larutan yang  bersifat netral adalah air abu. Dari indikator tersebut, indikator yang paling baik digunakan untuk menunjukkan suatu larutan asam atau basa adalah bunga mawar merah, karena perbedaan warnanya terlihat jelas dan dapat dengan tepat menunjukkan sifat larutan yang diuji. Selain indikator tersebut bahan-bahan sekitar yang dapat berfungsi sebagai indikator antara lain, daun pacar air, lumut kerak, bunga kamboja, kubis ungu, bunga nusa indah, umbi bit, bunga kana, kulit manggis, bunga anggrek, dan bunga kamboja.
DAFTAR PUSTAKA

Rufaida, Anis Dyah dan Annik Qurniawati. 2014. Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam untuk Kelas XI Semester 2 SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara
http://caramudahdancepatbelajarapasaja.blogspot.com/2014/06/konsep-asam-basa-menurut-para-ahli-007.html
Diakses pada tanggal 11-02-2015
https://nasruli.wordpress.com/indikator-asam-basa/
Diakses pada tanggal 11-02-2015