Dibawah ini saya membagikan salah satu contoh teks eskposisi berbahasa Indonesia. Teks ini saya buat sewaktu duduk di bangku SMA sebagai salah satu tugas. Teks ini tentunya masih banyak kekurangan, terutama dilihat dari topiknya yang sudah kuno. Akan tetapi, teks ini adakalanya bisa dimanfaatkan sebagai contoh apabila pembaca sedang ingin membuat suatu teks eksposisi.
Silahkan berikan masukan di kolom komentar, komentar pembaca akan sangat berarti!
LALU
LINTAS JAKARTA AKAN MACET TOTAL PADA TAHUN 2014
Kemacetan lalu lintas di Jakarta selalu menjadi sorotan publik.
Seiring bertambahnya waktu, parahnya kemacetan di Jakarta menjadi masalah yang
tak terselesaikan. Bahkan, Polda Metro
Jaya telah memprediksikan bahwa Daerah Khusus Ibukota Jakarta akan mengalami
kemacetan total pada tahun 2014.
Keyakinan
ini tentunya beralasan. Jakarta mengalami pertambahan jumlah kendaraan yang
signifikan. Tercatat pada tahun 2009 lalu jumlah kendaraan bermotor mencapai
9.993.867 unit. Jumlah ini mengalami peningkatan 15%, sehingga pada 2010
menjadi 11.362.396 unit. Sedangkan data terbaru Polda Metro Jaya
menyatakan bahwa Jakarta memiliki sekitar 16 juta unit kendaraan bermotor pada
tahun 2013, yang berarti mengalami peningkatan sebanyak 9,8% dari tahun 2013.
Pada kenyataannya, angka tersebut sudah dapat mengakibatkan kemacetan luar
biasa pada jalanan Jakarta.
Disamping itu, peningkatan jumlah
kendaraan yang ekstrem tersebut sayangnya hanya disertai dengan pertumbuhan
jalan yang rendah. Panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 km, dan luas jalan 40,1
km2 atau 0,26% dari luas wilayah DKI Jakarta. Sedangkan penambahan
panjang jalan hanya 0,01% per tahun. Jika hal ini dibiarkan, tingkat kepadatan
lalu lintas Jakarta akan semakin tinggi, ruang lalu lintas menjadi terbatas,
sehingga resiko akan kemacetan total akan tinggi pula.
Disiplin pengguna jalan terhadap
peraturan lalu lintas juga sangat berpengaruh terhadap kemacetan. Salah satunya
adalah kebiasaan pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar, pejalan kaki dan
pembeli terpaksa menggunakan sebagian jalan raya, mereka akan mengganggu
kendaraan yang melintas. Selain itu, kendaraan yang diparkir di sembarang
tempat seperti di pinggiran jalan raya, juga dapat menyebabkan kemacetan.
Tingkah laku supir angkot yang kerap kali ngetem
sembarangan juga kerap kali menjadi masalah yang pelik.
Jika dilihat dari berbagai faktor
tersebut, kemacetan bukanlah hal yang mudah untuk diatasi. Sebaliknya, apabila
semuanya dibiarkan tanpa ada kebijakan dan penanganan yang tepat. Tentu masalah
yang akan dihadapi lebih rumit jika sekedar dibandingkan dengan kemacetan total
Jakarta.
Pernyataan
Pendapat (Tesis)
|
Kemacetan
lalu lintas di Jakarta selalu menjadi sorotan publik. Seiring bertambahnya
waktu, parahnya kemacetan di Jakarta menjadi masalah yang tak
terselesaikan. Bahkan, Polda Metro Jaya telah memprediksikan bahwa Daerah Khusus
Ibukota Jakarta akan mengalami kemacetan total pada tahun 2014.
|
Argumentasi
|
Keyakinan
ini tentunya beralasan. Jakarta mengalami pertambahan jumlah kendaraan yang
signifikan. Tercatat pada tahun 2009 lalu jumlah kendaraan bermotor mencapai
9.993.867 unit. Jumlah ini mengalami peningkatan 15%, sehingga pada 2010
menjadi 11.362.396 unit. Sedangkan data terbaru Polda
Metro Jaya menyatakan bahwa Jakarta memiliki sekitar 16 juta unit kendaraan bermotor
pada tahun 2013, yang berarti mengalami peningkatan sebanyak 9,8% dari tahun
2013. Pada kenyataannya, angka tersebut sudah dapat mengakibatkan kemacetan
luar biasa pada jalanan Jakarta.
Disamping itu, peningkatan jumlah
kendaraan yang ekstrem tersebut sayangnya hanya disertai dengan pertumbuhan
jalan yang rendah. Panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 km, dan luas jalan
40,1 km2 atau 0,26% dari luas wilayah DKI Jakarta. Sedangkan
penambahan panjang jalan hanya 0,01% per tahun. Jika hal ini dibiarkan,
tingkat kepadatan lalu lintas Jakarta akan semakin tinggi, ruang lalu lintas
menjadi terbatas, sehingga resiko akan kemacetan total akan tinggi pula.
Disiplin pengguna jalan terhadap
peraturan lalu lintas juga sangat berpengaruh terhadap kemacetan. Salah
satunya adalah kebiasaan pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar,
pejalan kaki dan pembeli terpaksa menggunakan sebagian jalan raya, mereka
akan mengganggu kendaraan yang melintas. Selain itu, kendaraan yang diparkir
di sembarang tempat seperti di pinggiran jalan raya, juga dapat menyebabkan
kemacetan. Tingkah laku supir angkot yang kerap kali ngetem sembarangan juga kerap kali menjadi masalah yang pelik.
|
Penegasan
Ulang Pendapat
|
Jika dilihat dari berbagai
faktor tersebut, kemacetan bukanlah hal yang mudah untuk diatasi. Sebaliknya,
apabila semuanya dibiarkan tanpa ada kebijakan dan penanganan yang tepat.
Tentu masalah yang akan dihadapi lebih rumit jika sekedar dibandingkan dengan
kemacetan total Jakarta.
|