Berikut ini author sajikan salah satu materi seni teater yang author dapatkan sewaktu SMA. Jadi materi ini menceritakan mengenai bagaimana teknik olah vokal dalam seni teater. Selamat membaca!
Olah Vokal
SUARA
Penguasaan suara dalam seni acting
pada dasarnya adalah penguasaan diri secara utuh, karena kedudukan suara
dalam hal ini hanyalah merupakan salah satu alat ekspresi dan totalitas diri
kita sebagai seorang pemain (actor). Pengertian ‘penguasaan diti secara
utuh’ menuntut suatu keseimbangan seluruh aspek serta alat-alatnya, baik yang
menyangkut kegiatan indrawi, perasaan, pikiran atau yang bisa disebut segi-segi
dalam dari seni acting, maupun yang menyangkut segi-segi luarnya seperti
tubuh dan suara. Ketimpangan akan menghasilkan ketimpangan.
Pernafasan
Diafragma
Otot-otot akan berkembang dan
menegang ketika kita menghisap nafas, hanya bagian inilah yang tegang. Kemudian
otot-otot samping bagian punggung pun ikut pula mengembang lalu mengempis saat
nafas dihembuskan kembali.
Posisi diaphragma adalah diantara
rongga dada dan rongga perut. Pernafasan melalui diaphragma inilah yang
dirasakan paling menguntukan dalam berolah vocal, sebab tidak mengakibatkan
ketegangan pada peralatan pernafasandan peralatan suara dan juga mempunyai
cukup daya untuk pembentukan volume suara. Keuntungan lain yang diperoleh
adalah pada saat ita menahan nafas otot-otot diaphragma tersebut tegang,
ketegangan otot ini justru melindungi bagian lemah badan kita yakni ulu
hati. Pernafasan ini sangat baik dalam usaha menghimpun “tanaga dalam”
yang mengolah vibrasi, karena pernafasan diaphragma akan memudahkan kita dalam
mengendalikan dan mengatur penggunaan pernapasan.
Berlatih pernapasan banyak ragam dan
caranya. Latihan pernafasan bisa dilakukan dengan berbagai cara, dari
cabang-cabang beladiri seperti pencak silat, karate, atau berenang sekalipun.
Namun ada beberapa catatan penting yang harus dilakukan untuk tujuan pernafasan
dalam pemeranan (acting), yaitu:
Latihan 1.
- Berbaring rata di lantai dan bernapaslah pada posisi tersebut, rasakan tubuh betul-betul rileks
- Berbaring dilantai, rasakan daya beratnya, pusatkan pikiran kea rah telapak kaki kita, ke ujung-ujung jari, rasakan seluruh pergelangan kaki terlepas. Bayangkan seluruh nadi terisi udara, engsel-engsel lututpun terisi udara biarkanlah tulang paha kita rileks sehingga daging dan otot-otot menjadi satu dengan tulang-tulang. Bayangkan sendi-sendi pinggang dan tuang paha berisi udara sehingga seluruh tubuh tidak lagi memberatkan kaki. Biarkan otot punggung dan perut kita meleleh seperti air, biarkan punggung rileks dan tidak usah memaksakan tulang punggung menjadi rata, biarkan otot-otot seluruh tubuh dan kepala sampai rahang disamping telinga kita rileks hingga gigi kita tidak terkunci juga lidah tidaklah lengket pada bagian atas mulut, rahang menjadi seperti jatuh demikian juga dengan lidah yang tidak saling menyentuh. Biarkan wajah kita terasa berat pada tulang tulang wajah, biarkan pipi, bibir, pelupuk mata seluruhnya rileks.
- Rasakan tubuh kita di lantai melorot rileks tariklah nafas secara penuh untuk merasakan sensasi-sensasi yang terjadi pada tubuh kita saat di lantai akibat pernapasan yang alami itu. Ulangi itu terus menerus dengan intens.
Latihan 2
- Waspadai bahwa ditengah kediaman tubuh kita yang rileks itu akan tidak terelakan sebuah kondisi yang mudah untuk jatuh apabila nafas keluar dan masuk dari tubuh, rileks bukan berarti tidak ada control terhadap tubuh namun control sering kali membuat kita justru menjadi tegang, jadi pernafasan yang berlangsung alami adalah citra dari rileks itu sendiri.
- Tariklah nafas secara mendalam tanpa paksaan, simpanlah tangan di pundak untuk merasakan dorongan nafas pada diaphragma.
- Pada saat udara masuk ke dalam tubuh dan terhisap oleh mulut atau hidung, masuk ke pusat dan keluar kembali, senantiasa merasakan kehangatan udara di dalam tubuh dan dinginnya udara yang kita hisap tersebut.
- Pada saat merasakan udara yang masuk kedalam tubuh ksenantiasa melakukan penghayatan pada udara tersebut, rasakan rasa lega yang mendalam di dalam tubuh lalu hayatilah udara turun keperut dengan emosi yang selalu terjaga (konsentrasi).
- Ulangi dorongan kausalitas tersebut dengan latihan yang intensif, emosi terjaga, selalu merasakan bahwa saat latihan kita adalah bagian alam semesta ini.
- Hal yang paling penting adalah menghindari ketegangan-ketegangan, biarkan seluruhnya bergerak secara alami dan teratur
Olah Vokal
Vokal (Suara) dan Spech (ucapan)
amatlah penting di dalam sebuah pementasan sebuah drama, menurut MAURIZE
ZOLOTOV merupakan bagian dari isyarat ataupun symbol, menurutnya ada kalimat
Emosional untuk menyatakan perasaan dan ada pula kata-kata yang dapat digunakan
sebagai senjata mencapai kekuatan.
Menurut Henning Nelms tentang Spech
ada lima :
- Menyalurkan kata-kata Drama kepada penonton.
- Memberi arti-arti khusus pada kata-kata tertentu melalui odulasi suara.
- Memuat informasi tentang sifat dan perasaaan – pemeranan missal : Tentang umur, kedudukan social, jabatan, kegembiraan, putus asa, kemarahan.
- Mengendalikan perasaan penonton.
- Melengkapi variasi.
Tahap
Pertama
Pada tahap pertama pada latihan olah
vokal , hisap lah udara sebanyak-banyaknya lalu tahan, kemudian hembuskan
sambil mengeluarkan suara. Ini dilakukan berulang-berulang.
Tahap
Kedua.
Hisap udara melalui melalui dada
salurkan ke Rongga dada hisap udara melalui perut, lalu tahan salurkan ke
rongga Dada, keluarkan melalui mulut. Sebaliknya dapat dilakukan dengan
sebaliknya, apabila tahap sudah dapat dilakukan bisa dilakukan dengan memainkan
variasi pernapasan.
Tahap
ketiga
Pada tahap ini lakukan laatihan
dengan menahan napas sambil berjalan, berlari ini dilakukan berulang kali.
Tahap
keempat.
Bernapas di dalam air, dengan
menahan beberapa saat lalu di hembuskan dengan melalui teriakan.
Latihan Olah Vokal melalui latihan
Spech (ucapan)
Diksi
Ucapan, lafal, menentukan suara yang
harus dipergunakan. Diksi, lagu (gaya) berata, memberi kualitas kejelasan suara
dari sebuah kata yang diucapkan. Latih aga dapat membedakan dengan jelas
membedakan antara huruf-huruf p dengan b, t dengan d, k dengan g.
Cobalah :
p—– p—– p—— pp—- pp—- pp—–
ppp–
ppp– ppp—-
pppp-
pppp- pppp–
ppppp bbbbb
ppppp
|
b—– b—– b——
bb—-
bb—-
bb—–
bbb–
bbb–
bbb—-
bbbb-
bbbb- bbbb–
bbbbb ppppp
bbbbb
|
(tanda garis hubung merupakan ketukan
jarak)
Ulang-ulangilah latihan ini. Akan
sangat efektif bila dilakukan secara rutin tiap pagi atau sore. Tidak usah
lama. Cukup barang sepuluh atau lima belas menit saja.
Coba pula pada huruf-huruf yang lain
dengan cara yang sama, hingga semua dapat jelas terbedakan. Gerakan bibir
merupakan sesuatu yang amat penting bagi pengucapan yang jelas. Untuk
memperoleh hal itu maka gerazkan bibir sebanyak mungkin. Aktifkan gerakan
bibir.
Tekanan
Tekanan dicapai dengan kontras.
Suatu kata dapat diberi tekanan dengan mengubah tempo dan
volumenya. Tempo sangatlah penting artinya. Tempo yang terlalu cepat hanya
memberi kesan suara ribut. Saja. Kehilangan kandungan makna yang akan
disampaikan Kebiasaan bicara cepat itu bisa dihilangkan dengan berlatih
membiasakan ucapan-ucapan lambat. Mula – mula mengucapkan serentetan kata atau
atau kalimat hanya dengan gerakan bibir saja, lambat tanpa bersuara. Sesudah
itu dengan bersuara. Demikian berulang-ulang dilakukan.
Kata dapat diberi tekanan dengan
merendahkan volume. Misalnya mengucapkan kata dengan lemah dalam saaatu kalimat
yang nyaring. Belajarlah memberi tekanan pada suatu kata dengan memberi sedikit
jeda sebelum dan sesudahnya.
Perubahan dalam pikiran dapat
diperlihatkan dengan jeda atau dengan perubahan tiba-tia pada nada serta
volumenya.
Bentuk Ucapan
Suatu ucapan Panjang atau pendek
umumnya membangun klimaks, maka dari permulaan dibangunlah : (1) volume, (2)
intensitas emosi, (3) variasi, (4) jarak, kecepatan.
Membangun satu unsure dari keempat
unsure di atas secara teknis amatlah sulit. Biasanya baik membangun dengan satu
unsure, lalu beralih pada yang lain, atau membangun dalam dua atau tiga unsure
sekaligus.
Memuncak
Bila dua pemain atau lebih harus
bersama-sama membangun satu reka-rekaan yang disebut topping, memuncak,
dipergunakan, maka tiap pemain berkata pada saatu titik tinggi dalam volume,
jarak, dan sebagainya dari kata terakhir pemain sebelumnya. Ini mungkin
efektif. Tapi menuntut latihan, sebab pembangunan cenderung untuk meninggi
begitu cepat hingga ucapan ketiga. Maka satu penanjakan agi sudah tidak
mungkin.
Olah Vokal
Sebagai media ucap dalam
berakting, melatih organ suara merupakan hal yang paling pokok. Bagaimana
produksi suara kita, dilokalisir dengan baik sesuai dengan kebutuhan peran.
Jika actor tekun melatih perangkat suaranya lewat latihan yang benar dan
teratur, dia akan lebih mudah dalam memainkan perannya.
(Eka Gandra, Bagi Masa Depan Teater)
Kemampuan Vokal bagi seorang actor
adalah syarat utama agar bisa memainkan peran dengan baik. Dengan laku vocal,
pemeran dituntut untuk dapat menjadi perwujudan watak-watak yang nyata.
Vokal sebagai salah satu media
pengungkapan ekspresi actor, merupakan media penyampai informasi melalui
dialog. Informasi tentang alur cerita, setting peristiwa, karakter tokoh,
emosi, kondisi, usia tokoh dan lainnya. Dan hendaknya tersampaikan secara jelas
melalui keterampilan pemeran dalam menyampaikan dialog.
Pencapaian dalam materi ini adalah
menciptakan actor dengan perangkat vokalnya yang efektif dan elastis sehingga
mampu menyesuaikan takaran volume suaranya dengan kondisi apapun. Ia juga mampu
menampilkan variasi-variasi suara dengan baik seolah berbicara seperti
kebiasaan sehari-hari, tetapi tanpa kehilangan kesan teaterikal.
Melalui vocal seorang actor harus
mampu menggali kedalaman karakter tokoh dan nuansa dramatic shingga mampu
menggugah imajinasi dan empatik penonton.
Dalam olah vocal, teknik pernapasan
adalah sesuatu yang penting karena merupakan sumber tenaga penggerak atau
penggetar pita suara kita. Latihan pernafasan kita menjadi stabil dan efektif
dalam menunjang pembentukan suara.
(Eka Gandra, Bagi Masa Depan Teater)
Dilakukan dengan sikap berdiri,
duduk atau tidur terlentang. Lemaskan badan selemas-lemasnya, setelah
betul-betul lemas aturlah nafas seenak mungkin. Tarik nafas perlahan sekali
(lima detik) lalu tahan => himpun nafas pada diaphragma dalam tempo yang
sama dengan waktu menarik nafas => hembuskan perlahan sama seperti menarik
nafas, kemudian tahan kembali dalam tempo yang sama dengan menarik nafas,
kemudian tahan kembali dalam tempo yang tetap sama => kemudian tarik dan
seterusnya berulang-ulang. Latihan ini hendaknya dilakukan setiap hari, semakin
lama tempo hitungan diperlambat sesuai dengan kemampuan yang dicapai.
Berlatih dengan menyuarakan a, i, u,
e, o pada saat menghembuskan nafas. Pada latihan pertama biarlah dulu pada nada
yang tetap kemudian coba dalam nada-nada yang lain, yang lebih rendah atau
lebih tinggi. Usahakan agar setiap nafas yang keluar benar –benar memproduksi
suara sehingga tidak “over”. Agar ada variasi dan tidak membosankan, gerakan
tubuh anda seperti seorang pesilat dengan gerakan dasar yang mudah saja.
Pengucapan
Untuk dapat berartikulasi
dengan baik, dibutuhkan kelenturan alat-alat pengucapan. Artikulasi yang baik,
akan dapat dicapai dengan menempatkan posisi yang wajar tetapi dengan
penggunaan tenaga efektif dan terkontrol.
Alat-alat tersebut antara lain:
Bibir
Sangat berperan dalam membentuk
huruf-huruf hiduo dan huruf M-B-P. Latihan dengan membentuk mulut dengan
ruang gerak yang maksimal, otot bibir berulang membentuk bunyi U-A-U-I-U-A-O-E.
Pada saat menyuarakan huruf u bibir dibentuk mengkerucut tarik semaksimal
mungkin kedepan. Pada bentuk O, bibir membuat bulatan dan jangan lupa tarik bibir
kearah depan tetap diperhatikan. Pada bunyi A, bibir seolah pada posisi menguap
membentuk lonjong maksimal. Pada bentuk bunyi I, bibir seolah ditarik pipi ke
samping sehingga mulut nampak pipih. Lakukan latihan ini berulang-ulang mulai
dengan tempo membentuk lambing-lambang bunyi, percepatan temponya semakin cepat
dan cepat lagi. Lakukan latihan dengan menyuarakan gabungan huruf mati dengan
huruf diatas, menjadi MU-BA-PU-MI-BU-PA-MO-BE berulang-ulang dari lambat ke
sedang dan cepat. Lakukan dengan diiringi latihan dan pernapasan.
Lidah
Lidah sangat berperan dalam
membentuk bunyi huruf-huruf mati
seperti C-D-L-N-R-S-T dan
lainnya. Lidah yang lincah akan dapat menentukan pembentukan lafal yang baik,
tepat dan jelas. Latihan-latihan dimaksud untuk mencapai tingkat kelenturan
sehingga lidah tidak saja lemas dan lincah tetapi juga mempunyai kemampuan
seseorang yang mengalami kesulitan dalam membentuk bunyi R dan T. Latihan
lidah:
- Menjulurkan dan menaril lidah berulang-ulang
- Menjulurkan dan menarik ke atas => bawah, samping kanan => kiri dan kemudian menjulurkannya untuk membuat gerakan berupa lingkaran.
- Tempelkan ujung pada gigi seriates lalu dorong lidah keluar, tempelkan ujung lidah pada gigi serri bawah lalu doronglah lidah keluar, lakukan berulang-ulang.
- Tutup mulut lalu bunyikan Bberrrrrrrrrrrrrrr, Trerrrrrrrrrrrr.
Rahang
Membantu pembentukan rongga mulut.
Lakukan latihan-latihan seperti ini:
- Tutup dan buka mulut selebar mungkin, berulang-ulang.
- Doronglah rahang bawah ke muka lalu buka ke bawah lalu tarik kea rah dalam/ leher lalu tutup mulut, rahang rapat, dorong ke muka kembali dan lakukan seterusnya berulang-ulang semakin cepat.
- Gerakan rahang bawah ke kanan dan kiri.
- Buat lingkaran dengan rahang arah bergantian ke kanan dan ke kiri.
- Ucapkan dalam satu helaan nafas hitung berapa pengulangan bunyi: wawawawawawawawa, yayayayayayayayayaya
Langit-langit
Terdiri dari langit-langit keras dan
langit-langit lunak, merupakan bagian penting dalam pembentukan suara maupun
pengucapan. Selain itu, langit-langit berperan juga sebagai dinding
resonator pada rongga mulut. Latihan:
- Tutup mulut berbuatlah seakan-akan anda sedang berkumur, buka rahang bawah tetapi bibir tetap rapat, tekan langit-langit ke atas dank ke bawah pula.
- Tutup mulut dalam keadaan rapat, kemudian lakukan seolah anda mengucapkan bunyi M, B, K, N, NG, D, dan lainnya. Saat melakukan ini dapat dirasakan langit-langit bergerak ke atas dan ke bawah.Setelah seluruhnya peralatan pernapasan dan peralatan pengucapan kita latih dengan baik, barulah kita mencoba dengan membaca dialog. Bacalah dengan volume yang sedang dan rasakann pula dorongan nafas diaphragma, arahkan pembentukan suara ke resonator yang dirasakan paling tepat. Misalnya ke rongga resonator dada, mulut atau hidung.
Pembentukan
Suara
Nafas yang keluar melalui Trachea
sesampainya pada larynx akan menggetarkan pita suara, dank arena getaran itu
timbulah suara. Namun demikian suara tersebut baru akan terdengar baik bilamana
terlah beresonansi pada salah satu resonator, baik rongga mulut, rongga hidung
atau rongga dada. Misalnya, kalau bentuk rongga mulut bulat maka suara yang
diproduksinya akan bulat pula, tetapi kalau rongga mulut ditarik melebar
kesamping maka suara yang diproduksi akan terdengar ‘cempreng’. Seorang actor
harus lebih menekankan pemberian karakter pada suaranya. Mengolah texture dan
warna suara yang sesuai dengan peran yang dimainkannya.
Seorang actor juga harus bisa
mengolah beberapa warna vocal sesuai tuntutan scenario, seperti:
- Menaikkan dan menurunkan volume suara.
- Meninggikan dan merendahkan frekwensi nada bicara.
- Mengatur atau mengolah tempo pengucapan.
- Mengatur atau mengolah warna dan texture suara.
Latihan 1:
- Tariklah nafas dan keluarkan seperti angina.
- Tariklah nafas dan keluarkan seperti suara angina itu sendiri, rasakan efek nafas tersebut pada langit-langit atas mulut, lidah dan pembentukannya.
- Tariklah nafas dan keluarkan dengan suara seperti seolah sedang berbisik, rasakan bagaimana kandungan nafas dan suara yang keluar.
- Tariklah nafas dan keluarkan dengan teks dan seolah suara itu menyerupai angina.
- Seluruh latihan ini dilakukan secara alami dan intens.
Latihan 2
:
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara binatang berkaki empat (bayangkan harimau, ajah, anjing, kucing dan lain sebainya).
- Tariklah nafas dan keluarkan seperti suara jenis unggas (bayangkan menjadi burung, ayam, bebek, dan lain sebagainya).
- Seluruh latihan ini dilakukan secara alami dan intens.
Latihan 3
:
- Cobalah kata-kata apa saja dari mulut.
- Cobalah berdialog improvisasi aa saja keluar dari mulut.
- Cobalah baca beberapa teks lakukan dengan alami dan bertahap lewat vibrasi yang volumenya di tambah.
- Lakukan observasi suara manusia dan tirulah laku perannya (how old I am: rasakan sensasi-sensasi usia yang ditiru pada teknik suara).
- Cobalah acting dengan teks.
- Hindari ketegangan-ketegangan.