Ruang hati ini masih tertutup pintu keras tanpa gagang dan kunci
Ruangan dimana ku bebas bermimpi
Tempat kadang tak kurasa apapun
Aku sendiri
Tak ada yang dapat masuk
Mereka hanya bisa menyahut untuk memanggilku
Hingga dia mendekati
Mengetukku lembut, tapi yang kulakukan hanya
Meninggalkannya sendiri di kegelapan luar
Dingin, lembab, tanpa cahaya, mengapa ku tega?
Oh, Tuhan. Mengapa?
Oh, Tuhan, ku tega
Mengabaikannya sendiri di keganasan luar
Celah ruang ini memancarkan sinar
Dia berikan apa yang dia punya
Kasih sayang, perhatian
Bahkan kesabaran untuk menantiku keluar
Hanya minta tanda cinta
Yang kubuat hancur, lalu yang kulakukan hanya
Meninggalkannya sendiri di kegelapan luar
Dingin, lembab, tanpa cahaya, mengapa ku tega?
Oh, Tuhan. Mengapa?
Oh, Tuhan, ku tega
Mengabaikannya sendiri di keganasan luar
Dia telah menyerah menghadap egoku
Perlahan-lahan menjauhi hatiku
Aku keluar, mendobrak pintuku
Namun yang kutemukan hanyalah kegelapan saja
Ku berlutut menangis
Kini terlambatlah sudah
Tinggal gema suaraku membatin namanya
Oh, Tuhan, jangan kau biarkan dia pergi
Karena telah terbuka pintu hatiku baginya
Dia pun bahagia
Di dalam ruang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar