Sabtu, 11 Agustus 2018

Contoh Teks Eksposisi Bahasa Indonesia "Lalu Lintas Jakarta akan Macet Total pada Tahun 2014" dilengkapi dengan Strukturnya


Dibawah ini saya membagikan salah satu contoh teks eskposisi berbahasa Indonesia. Teks ini saya buat sewaktu duduk di bangku SMA sebagai salah satu tugas. Teks ini tentunya masih banyak kekurangan, terutama dilihat dari topiknya yang sudah kuno. Akan tetapi, teks ini adakalanya bisa dimanfaatkan sebagai contoh apabila pembaca sedang ingin membuat suatu teks eksposisi.
Silahkan berikan masukan di kolom komentar, komentar pembaca akan sangat berarti!
 
LALU LINTAS JAKARTA AKAN MACET TOTAL PADA TAHUN 2014

Kemacetan lalu lintas di Jakarta selalu menjadi sorotan publik. Seiring bertambahnya waktu, parahnya kemacetan di Jakarta menjadi masalah yang tak terselesaikan.  Bahkan, Polda Metro Jaya telah memprediksikan bahwa Daerah Khusus Ibukota Jakarta akan mengalami kemacetan total pada tahun 2014.
            Keyakinan ini tentunya beralasan. Jakarta mengalami pertambahan jumlah kendaraan yang signifikan. Tercatat pada tahun 2009 lalu jumlah kendaraan bermotor mencapai 9.993.867 unit. Jumlah ini mengalami peningkatan 15%, sehingga pada 2010 menjadi 11.362.396 unit. Sedangkan data terbaru Polda Metro Jaya menyatakan bahwa Jakarta memiliki sekitar 16 juta unit kendaraan bermotor pada tahun 2013, yang berarti mengalami peningkatan sebanyak 9,8% dari tahun 2013. Pada kenyataannya, angka tersebut sudah dapat mengakibatkan kemacetan luar biasa pada jalanan Jakarta.
            Disamping itu, peningkatan jumlah kendaraan yang ekstrem tersebut sayangnya hanya disertai dengan pertumbuhan jalan yang rendah. Panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 km, dan luas jalan 40,1 km2 atau 0,26% dari luas wilayah DKI Jakarta. Sedangkan penambahan panjang jalan hanya 0,01% per tahun. Jika hal ini dibiarkan, tingkat kepadatan lalu lintas Jakarta akan semakin tinggi, ruang lalu lintas menjadi terbatas, sehingga resiko akan kemacetan total akan tinggi pula.
            Disiplin pengguna jalan terhadap peraturan lalu lintas juga sangat berpengaruh terhadap kemacetan. Salah satunya adalah kebiasaan pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar, pejalan kaki dan pembeli terpaksa menggunakan sebagian jalan raya, mereka akan mengganggu kendaraan yang melintas. Selain itu, kendaraan yang diparkir di sembarang tempat seperti di pinggiran jalan raya, juga dapat menyebabkan kemacetan. Tingkah laku supir angkot yang kerap kali ngetem sembarangan juga kerap kali menjadi masalah yang pelik.
            Jika dilihat dari berbagai faktor tersebut, kemacetan bukanlah hal yang mudah untuk diatasi. Sebaliknya, apabila semuanya dibiarkan tanpa ada kebijakan dan penanganan yang tepat. Tentu masalah yang akan dihadapi lebih rumit jika sekedar dibandingkan dengan kemacetan total Jakarta.


Pernyataan Pendapat (Tesis)
Kemacetan lalu lintas di Jakarta selalu menjadi sorotan publik. Seiring bertambahnya waktu, parahnya kemacetan di Jakarta menjadi masalah yang tak terselesaikan.  Bahkan, Polda Metro Jaya telah memprediksikan bahwa Daerah Khusus Ibukota Jakarta akan mengalami kemacetan total pada tahun 2014.
Argumentasi
Keyakinan ini tentunya beralasan. Jakarta mengalami pertambahan jumlah kendaraan yang signifikan. Tercatat pada tahun 2009 lalu jumlah kendaraan bermotor mencapai 9.993.867 unit. Jumlah ini mengalami peningkatan 15%, sehingga pada 2010 menjadi 11.362.396 unit. Sedangkan data terbaru Polda Metro Jaya menyatakan bahwa Jakarta memiliki sekitar 16 juta unit kendaraan bermotor pada tahun 2013, yang berarti mengalami peningkatan sebanyak 9,8% dari tahun 2013. Pada kenyataannya, angka tersebut sudah dapat mengakibatkan kemacetan luar biasa pada jalanan Jakarta.

Disamping itu, peningkatan jumlah kendaraan yang ekstrem tersebut sayangnya hanya disertai dengan pertumbuhan jalan yang rendah. Panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 km, dan luas jalan 40,1 km2 atau 0,26% dari luas wilayah DKI Jakarta. Sedangkan penambahan panjang jalan hanya 0,01% per tahun. Jika hal ini dibiarkan, tingkat kepadatan lalu lintas Jakarta akan semakin tinggi, ruang lalu lintas menjadi terbatas, sehingga resiko akan kemacetan total akan tinggi pula.

Disiplin pengguna jalan terhadap peraturan lalu lintas juga sangat berpengaruh terhadap kemacetan. Salah satunya adalah kebiasaan pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar, pejalan kaki dan pembeli terpaksa menggunakan sebagian jalan raya, mereka akan mengganggu kendaraan yang melintas. Selain itu, kendaraan yang diparkir di sembarang tempat seperti di pinggiran jalan raya, juga dapat menyebabkan kemacetan. Tingkah laku supir angkot yang kerap kali ngetem sembarangan juga kerap kali menjadi masalah yang pelik.
Penegasan Ulang Pendapat
Jika dilihat dari berbagai faktor tersebut, kemacetan bukanlah hal yang mudah untuk diatasi. Sebaliknya, apabila semuanya dibiarkan tanpa ada kebijakan dan penanganan yang tepat. Tentu masalah yang akan dihadapi lebih rumit jika sekedar dibandingkan dengan kemacetan total Jakarta.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar