Senin, 16 Agustus 2021

Hanya Itukah? | Ini Bukan Puisi


Aku tak lagi mampu 
Jadi yang disukai
Tapi diriku selalu
Punya harga diri

Ku tau aku sering dihina dan tidak diajak bicara
Kamu dapatkan apa yang tidak ku dapat

Aku tidak lagi peduli
Akan sindiran tajammu
Hanya itukah yang bisa kau buat padaku?

Kamu selalu benci
Apa yang kusukai
Hatimu penuh iri,
dengki, dan caci maki

Kau tau aku tidak punya teman, karena kamu menyebarkan isu buruk
Kamu berhasil

Tapi aku tidak peduli
Walau omong kosongmu merebak
Hanya itukah yang bisa kau fitnah padaku?

Ku tau aku tidak perlu bersusah payah untuk merisaukanmu
Hindari membela apapun, karena
Kau tau kamu telah kehabisan tuduhan untuk menghakimiku
Keadilan pun berpihak padaku

Aku tidak lagi peduli
Akan sindiran tajammu
Hanya itukah yang bisa kau buat padaku?

Tapi aku tidak peduli
Walau omong kosongmu merebak
Hanya itukah yang bisa kau fitnah padaku?

Minggu, 15 Agustus 2021

Gila | Ini Bukan Puisi

 
Di luar ambang nalar
Sudah tak mampu berpikir
Aku duduk menghadap dinding, sudah lelah meracau

Aku tak tahu apa yang ku rasa, tidak sedih, senang juga tidak
Aku di antara suka dan duka, namun ku rasa tidak, aku benar-benar hampa
Aku tak tahu apa yang kulihat dalam sekali, di sisi kiri, di atas sini
Aku antara tidur dan terjaga, tapi membuat semua orang gila
Termasuk aku

Aku tak tau harus bagaimana, merasa cemas ataukah lega
Musim di antara hujan dan panas, namun ku rasa tidak, aku benar-benar gerah
Aku tak tau siapa yang kusapa sekali kali, di sisi kiri, di depan sini
Aku diantara sulit dan mudah, tapi dapat membuat semua orang gila
Termasuk aku

Aku tak tau bagaimana caranya hapus tumpukkan memori itu
Aku ingin terbang bagai burung merpati, keluar dari sangkarmu
Neraka kecil yang buat hidupku bagai selembar koran bekas
Aku ingin bebas cari potongan kebahagian

Ku berusaha temukan sesuatu, bukan ini, itu juga bukan
Aku diantara lupa dan ingat, namun kurasa tidak, mungkin halusinasi?
Aku tak tau apa yang kudengar, berkali-kali, di sisi kiri, di dalam sini
Ku diantara hening dan berisik, bunyi dapat membuat setiap orang gila
Termasuk aku

Aku tak tau bagaimana caranya hapus tumpukkan memori itu
Aku ingin terbang bagai burung merpati, keluar dari sangkarmu
Neraka kecil yang buat hidupku bagai selembar koran bekas
Aku ingin bebas cari potongan kebahagian

Di luar ambang nalar, sudah tak mampu berpikir
Ku duduk bersandar di dinding, sudah lelah meracau


Sabtu, 14 Agustus 2021

Di Jalan Pulang Sosokmu Akan Kulewati | Ini Bukan Puisi

 
Terbanglah di atas langitku
Tampakkan wajahmu itu
Ku teringat pada kamu
Oh, kepakkanlah sayapmu menuju diriku

Hanyutlah sepanjang sungaiku
Bermuara di hatiku
Ku hanya inginkan kamu
Oh, larutkan emosimu melalui senyummu

Ku kuatkan batinku
Ku bulatkan tekadmu
Menahan rasa rindu yang tak pernah terhapus
Berhalusinasi bahwa kau tak pergi
Hingga sang senja berpulang

Ku bermimpi dalam sepi
Membayangkanmu di sisimu
Di jalan pulang ku terus mencari
Mungkin sosokmu akan kulewati

Terjun dari puncak tebingku
Taklukkan keraguanmu
Ku sangat ingin bertemu
Oh, kembangkan parasutmu dan bawa diriku

Muncullah di dalam cerminku
Memantulkan bayanganmu
Ku berpikir tentang kamu
Oh, temukanlah dirimu di dalam diriku

Ku kuatkan batinku
Ku bulatkan tekadmu
Menahan rasa rindu yang tak pernah terhapus
Berhalusinasi bahwa kau tak pergi
Hingga sang senja berpulang

Ku bermimpi dalam sepi
Membayangkanmu di sisimu
Di jalan pulang ku terus mencari
Mungkin sosokmu akan kulewati

Jumat, 13 Agustus 2021

Dengarlah Pangeranku | Ini Bukan Puisi

 
Pangeran berambut sebahu
Betapa rupawan parasmu
Mata indah cokelat sayu
Tak sanggup untuk memandangmu

Pangeran berambut sebahu
Hitam berkilau dari jauh
Kulit putih, ketampananmu
Senyum manismu merasuk

Perangaimu bagai arjuna
Disegani, disanjung dunia
Ku hanya rakyat jelata
Tiada daya upaya, mendamba

Dengarlah pangeranku
Aku mengagumimu
Lambaikan tanganmu ke arahku
dengan senyummu
Di kerumunan itu
Namamu dielukan
Menolehlah saat kau dengar suaraku
Lihat diriku

Pangeran berambut sebahu
Betapa hangat sapaanmu
Rangkaian katamu selalu
Berhasil buat ku terharu

Perangaimu bagai arjuna
Disegani, tak punya cela
Ku hanya rakyat jelata
Tiada daya upaya, mendamba

Dengarlah pangeranku
Aku mengagumimu
Lambaikan tanganmu ke arahku
dengan senyummu
Di kerumunan itu
Namamu dielukan
Menolehlah saat kau dengar suaraku
Lihat diriku

Kamis, 12 Agustus 2021

Cerita Kita | Ini Bukan Puisi

 
Bukannya hanya kamu
Yang tak mengerti aku
Semuanya juga bertanya-tanya, akan siapa diriku

Kamu tak perlu bingung
Bagaimana caranya
Untuk memadukan dua warna yang ternyata berbeda

Yakinlah kita ditakdirkan bersama
Bagai munculnya pelangi setelah hujan

Tepiskan mendung, singkap mentari
Gapai cahanya
Hangatnya sinar setelah badai
Menyatukan kita

Ternyata butuh waktu
untuk mengerti aku
Tak sesederhana cerita dongeng yang mudah dipahami

Lautan memang biru
Berkilau saat disinari
Sampai kau menyelam dan menemukan pesona tersembunyi

Yakinlah kita ditakdirkan bersama
Bagai ombak berdebur tiada bosan

Tepiskan mendung, singkap mentari
Gapai cahanya
Hangatnya sinar setelah badai
Menyatukan kita

Namun, saat petir menyambar menghasutimu
Ku berlari mendaki gunung dan berteriak

Tepiskan mendung, singkap mentari
Gapai cahanya
Hangatnya sinar setelah badai
Menyatukan kita

Bangunlah sayang, aku untukmu
Langit kan terbelah
Bumi terguncang tapi inilah
Awal cerita kita