Jika ingin mengunduh laporan di bawah ini dengan versi word, silahkan klik di sini.
Jangan lupa berikan komentar ya! (Komentar anda sangat penting untuk pengembangan blog ini)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
IDENTIFIKASI PROSES KOROSI PADA BESI
DISUSUN OLEH
[PENYUSUN]
KELAS XII MS 2
SMAN 1 NARMADA
2015
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan
Praktikum:
Mengamati proses terjadinya korosi pada besi.
2. Waktu
praktikum: 16-18 Oktober 2015
3. Tempat
praktikum: Ruang kelas XII Msi 2 SMAN 1 Narmada
B. LANDASAN TEORI
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Pada
peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Jenis logam yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.
Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Pada
besi, karat biasanya berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus kimia
Fe2O3•xH2O. Oksida besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap
permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium,
hasil korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan logam dari
korosi selanjutnya.
Korosi secara keseluruhan merupakan proses
elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi sebagai anode, di
mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) à Fe2+(aq) + 2e–
Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan
mengalir ke bagian lain untuk mereduksi oksigen.
O2(g) + 2 H2O(l) + 4e– à 4 OH–(l)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan
teroksidasi membentuk besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi Fe2O3•xH2O yang disebut karat
Korosi besi dapat terjadi karena beberapa faktor.
Faktor-faktor yang mempercepat korosi antara lain: tingkat keasaman (pH),
kontak dengan zat elektrolit, adanya pengotor, kontak dengan logam lain yang
kurang reaktif, serta kelembapan udara.
Selain dapat dipercepat, korosi besi juga dapat
diperlambat dengan beberapa perlakuan, misalnya dengan memasukkan besi ke dalam minyak, memasukkan
besi dalam air yang dididihkan, pemberian kristal garam atau basa anhidrat,
pengecatan, pelumuran dengan oli, membalut dengan plastik, melapisi dengan
logam-logam lain (galvanisasi), menghubungkan besi dengan logam yang lebih
mudah teroksidasi (proteksi katodik), atau membuat paduan logam.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat:
- Gelas
bekas air mineral
2. Bahan:
- Paku
besi
- Air
- Minyak
tanah
- Kapas
- Larutan
H2SO4
- Kawat
Mg
- Kawat
Cu
D. CARA KERJA
1. Menyiapkan
5 gelas bekas air mineral yang sudah diberi label A, B, C, D, dan E.
2. Memasukkan
ke dalam masing-masing gelas sebatang paku besi.
3. Memasukkan
ke dalam gelas:
A : Air
hingga menutupi paku
B :
Minyak tanah hingga menutupi paku
C :
Kapas yang dibasahi larutan H2SO4
D :
Kawat Mg yang dililitkan pada pakunya
E :
Kawat Cu yang dililitkan pada pakunya
4. Menyimpan
kelima gelas tersebut selama 3 hari, kemudian mencatat hasilnya dalam bentuk
tabel.
E. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, dapat disajikan tabel sebagai berikut:
Gelas
|
Perlakuan
|
Hari ke
|
||
1
|
2
|
3
|
||
A
|
Dimasukkan
dalam air
|
++
|
++
|
++
|
B
|
Dimasukkan
dalam minyak tanah
|
-
|
-
|
-
|
C
|
Diletakkan
di atas kapas yang telah ditetesi asam
|
+++
|
+++
|
+++
|
D
|
Dililitkan
kawat Mg
|
-
|
-
|
-
|
E
|
Dililitkan
kawat Cu
|
+
|
+
|
+
|
Keterangan :
(-) :
Tidak ada
(+) : Ada
sedikit
(++) : Ada
banyak
(+++) :
Banyak sekali
F. PEMBAHASAN
Berdasarkan data di atas, paku besi yang paling
cepat mengalami korosi terdapat pada gelas C. Paku besi pada gelas C diletakkan
pada kapas yang telah dibasahi dengan larutan asam sulfat. Larutan asam sulfat
memiliki pH di bawah 7 dan berperan sebagai asam kuat. Logam yang berada pada
lingkungan asam, akan mengalami serangan korosi atau terlarut dengan reaksi
sebagai berikut:
Misal logam besi dalam larutan asam sulfat
Fe + 2HCl
—> FeCl2 + H2 (gas)
Reaksi di atas menghasilkan gas H2 dan larutan garam
dari Fe yaitu besi sulfat. Pada reaksi tersebut logam Fe terlarut atau
terkorosi dan masuk dalam larutan membentuk larutan garam besi. Korosi ini
tidak membutuhkan oksigen dalam proses reaksinya. Hal ini yang membedakan
dengan reaksi korosi pada lingkungan atmosfer atau netral. Pada lingkungan netral
atau atmosfer , korosi akan terjadi jika dalam lingkungannya terdapat oksigen
terlarut.
Dalam praktikum di atas, korosi pada lingkungan
netral atau atmosfer terjadi pada gelas A, dimana paku ditenggelamkan dalam
air. Terjadinya korosi disebabkan adanya oksigen yang terlarut dalam air.
Adanya oksigen menyebabkan besi (Fe) mengalami oksidasi menjadi ion Fe2+. Ion
besi ini kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3.xH2O berkat adanya
air. Senyawa inilah yang kemudian disebut sebagai karat.
Berbeda halnya dengan paku besi pada gelas E, paku
tersebut dililitkan kawat tembaga (Cu) dan terjadi sedikit karat. Karat
tersebut dihasilkan dari peristiwa korosi. Korosi pada paku besi tersebut
terjadi karena sebagian besi berperan sebagai anoda (tempat terjadinya
oksidasi) dan sebagian lainnya lagi berperan sebagai katoda (tempat terjadinya
reduksi). Namun, apabila pada paku besi dililitkan kawat tembaga atau Cu. Paku
besi akan mengalami reaksi oksidasi dan tembaga akan mengalami reaksi reduksi.
Hal itu disebabkan Fe memiliki nilai Eo sel yang lebih kecil dari pada Cu, yang
berarti Fe sebagai anoda dan Cu sebagai katoda. Karena Fe mengalami reaksi
oksidasi, maka Fe akan tetap terjadi peristiwa korosi.
Ketiga gelas A, C, dan E mengalami peristiwa korosi.
Sedangkan pada gelas B dan D tidak mengalami korosi, dengan kata lain terjadi
perlambatan korosi. Pada gelas B, paku ditenggelamkan dalam minyak tanah.
Minyak dapat memperlambat korosi besi karena minyak dapat mencegah besi
bereaksi dengan udara dan air atau uap air. Sedangkan pada gelas D, besi
dililitkan kawat Mg, secara lebih ringkas perlakuan ini disebut proteksi
katodik. Proteksi katodik dilakukan dengan cara memposisikan logam yang
dilindungi dari korosi sebagai katoda, kemudian dihubungkan dengan logam lain
yang lebih mudah teroksidasi (memiliki Eo lebih negatif dari logam yang
dilindungi). Seperti percobaan di atas, paku besi dihubungkan dengan logam Mg.
Logam Mg sengaja dikorbankan agar teroksidasi tetapi pipa besi tidak
teroksidasi.
KESIMPULAN
1. Korosi
adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.
2. Faktor-faktor
yang mempercepat terjadinya korosi, antara lain:
a. Tingkat
keasaman (pH)
b. Kontak
dengan zat elektrolit
c. Adanya
pengotor
d. Kontak
dengan logam lain yang kurang reaktif
e. Kelembapan
udara.
3. Faktor-faktor
yang memperlambat terjadinya korosi , antara lain:
a. Perlindungan
katodik (proteksi katodik)
b. Pelapisan
dengan logam-logam lain (galvanisasi)
c. Melapisi
logam dengan cat, minyak, atau plastik.
d. Membuat
alloy atau padyan logam
4. Contoh
peristiwa korosi pada besi, antara lain:
a. Besi
yang dibasahi air
b. Besi
dalam larutan elektrolit (asam atau garam)
c. Besi
yang dihubungkan dengan Tembaga
5. Contoh
peristiwa mencegah korosi pada besi, antara lain:
a. Besi
yang dililitkan kawat magnesium
b. Besi
dalam minyak