Jumat, 03 September 2021

Selamat Tinggal | Ini Bukan Puisi

 
Selamat tinggal, kau yang aku suka
Sebentar lagi terhapus dari hati
Karena kamu tak cukup berani katakan, "Aku suka"
Karena aku tak cukup sabar untuk menunggu pengakuanmu

Wajar bila aku mempertanyakan perasaanku
Benarkah kamu sangat mencintaiku?
Benarkah kamu peduli padaku?

Terbiasa tak hiraukan
Waktu terus berjalan
Cinta yang terus memudar
Walau coba bertahan

Selamat jalan, kau yang kukagumi
Bukan sampai jumpa bertemu kembali
Karena kamu mencari orang lain selagi menunggu
Menunggu kesempatan datang untuk mempermainkan keyakinanku

Benarkah layak dirimu ku bawa dalam mimpiku?
Benarkah kamu pernah mencintaiku?
Benarkah kamu peduli padaku?

Harus memulai hiraukan
Belajar melupakan
Waktu pun terus berjalan
Tak perlu dipertahankan

Kamis, 02 September 2021

Satu-Satunya Pilihan | Ini Bukan Puisi

 
Sejak kapan kau mulai menyimpan perasaan?
Kau coba mengutarakannya saat aku tak mengerti

Kini timbul rasa dan aku yakin
Kamu masih memilikinya
Kita pura-pura tidak peduli
Padahal hati kita berusaha mendekat

Sayangnya terlalu lambat memulai
Terlalu naif tuk mengakui
Saat ini kita telah sampai di akhir
Perpisahan satu-satunya pilihan

Mungkin hati kecil kita berdua
Timbul harapan, keajaiban
Bahwa kita kan dipersatukan kembali
Di masa depan yang akan datang

Ingatkah ketika kita berbalik bersamaan?
Saling menatap dari jauh, walau hanya sekejap

Kita mengkhawatirkan hal yang sama
Bertanya-tanya adakah cinta?
Cinta yang mengendap terlalu lama
Hingga mengeras dan menyesakkan dada

Sayangnya terlalu lambat memulai
Terlalu naif tuk mengakui
Saat ini kita telah sampai di akhir
Perpisahan satu-satunya pilihan

Mungkin hati kecil kita berdua
Timbul harapan, keajaiban
Bahwa kita kan dipersatukan kembali
Di masa depan yang akan datang

Rabu, 01 September 2021

Ruang Hati Ini | Ini Bukan Puisi

 
Ruang hati ini masih tertutup pintu keras tanpa gagang dan kunci
Ruangan dimana ku bebas bermimpi
Tempat kadang tak kurasa apapun
Aku sendiri

Tak ada yang dapat masuk
Mereka hanya bisa menyahut untuk memanggilku
Hingga dia mendekati
Mengetukku lembut, tapi yang kulakukan hanya

Meninggalkannya sendiri di kegelapan luar
Dingin, lembab, tanpa cahaya, mengapa ku tega?
Oh, Tuhan. Mengapa? 
Oh, Tuhan, ku tega
Mengabaikannya sendiri di keganasan luar

Celah ruang ini memancarkan sinar
Dia berikan apa yang dia punya
Kasih sayang, perhatian
Bahkan kesabaran untuk menantiku keluar
Hanya minta tanda cinta
Yang kubuat hancur, lalu yang kulakukan hanya

Meninggalkannya sendiri di kegelapan luar
Dingin, lembab, tanpa cahaya, mengapa ku tega?
Oh, Tuhan. Mengapa? 
Oh, Tuhan, ku tega
Mengabaikannya sendiri di keganasan luar

Dia telah menyerah menghadap egoku
Perlahan-lahan menjauhi hatiku
Aku keluar, mendobrak pintuku
Namun yang kutemukan hanyalah kegelapan saja

Ku berlutut menangis
Kini terlambatlah sudah
Tinggal gema suaraku membatin namanya
Oh, Tuhan, jangan kau biarkan dia pergi
Karena telah terbuka pintu hatiku baginya

Dia pun bahagia
Di dalam ruang lain


Selasa, 31 Agustus 2021

Pohon Cinta | Ini Bukan Puisi

 
Dia taburkan benih cinta di ladang
Di ladang hatiku yang benar-benar gersang
Dia merawatnya tulus dengan penuh kasih sayang
Sehingga bibit cintanya tumbuh dan berkembang

Saat tunas cintaku mulai hidup bahagia
Ku kira dia akan menunggu untuk memanennya
Ternyata dia tinggalkan ku demi bunga dahlia
Bunga cintaku gugur, aku dilema

Entah mengapa pohon cinta ini
Telah membuat aku kecewa
Andaikan ini bukan untuk ku
Tuhan, singkirkan dia dari hidupku

Lalu mengapa, Tuhan, Dia titipkan
Perasaan ini di sela hatiku
Tuhan, tolong, jangan sampai
Dia tau sebenarnya aku cemburu

Pohon cintaku kering dalam keputusasaan
Berharap dia kembali membawa pupuk dan air
Namun tidak, dia semakin terpesona dahlia
Dan dia ubah pohonku jadi kaktus berduri

Ku berpikir aku harus menebang pohon ini
Tapi itu tak cukup, aku pun mencabutnya
Meski luka dalam ini harus ku rasakan
Setidaknya akar cinta tiada tertinggal

Entah mengapa pohon cinta ini
Telah membuat aku kecewa
Andaikan ini bukan untuk ku
Tuhan, singkirkan dia dari hidupku

Lalu mengapa, Tuhan, Dia titipkan
Perasaan ini di sela hatiku
Tuhan, tolong, jangan sampai
Dia tau sebenarnya aku cemburu

Luka cinta hatiku hampir sembuh sebagian
Namun detak penantian masih terngiang
Membuatku membakar sisa batang pohon cinta
Pohon cinta bertitahkan nama kami berdua

Kubuang abunya jauh di samudera luas
Akan tetapi ku masih tak sanggup mendengar
Bisikan di jalanan yang menyebutkan namanya
Sudahlah, cemburu ini tak berguna


Senin, 30 Agustus 2021

Penyesalan | Ini Bukan Puisi


Kini ku biarkan kau berjalan jauh
Menghindari diriku yang ingin mendekat
Untuk pertama kalinya kau hancurkan egoku
Kemudian kau hempaskan diriku

Aku telah menyesal menyianyiakanmu
Aku telah menyesal tak menghargai kamu

Kini ku terjebak permainanku
Menjerat diriku mengutarakan khilaf
Bukan pertama kalinya menjinakkan egoku
Kemudian kau lepaskan diriku

Berlutut memohon ampun
Berlutut memohon maaf
Benarkah ku layak
Andaikan ku layak mengucapkan

Aku telah menyesal menyianyiakanmu
Aku telah menyesal tak menghargai kamu
Aku telah menyesal menyianyiakanmu
Aku telah menyesal tak menghargai kamu